Sabtu, 17 September 2016

Pengalaman Pertama Talk Show Radio

Pengalaman Pertama Talk Show Radio

            Aku tak pernah menyangka, kalau satu waktu aku akan diwawancara di radio. Rasanya aku tidak percaya waktu Mamaku bilang itu. Rasanya nyata sekali dan sama sekali bukan mimpi. Awalnya aku bingung harus bagaimana, tapi kemudian aku mempersiapkan diriku diwawancara dengan latihan wawancara bersama Mama ketika kami berdua pergi ke stasiun radionya.
            Bulan Februari 2016, aku diwawancara di radio dengan komunitas penulis tutorku, Tante Deka Amalia. Radio yang mewawancara kami adalah Radio 9.47 UFM. Ketika aku mendengar aku akan diwawancara di radio, aku merasa gugup karena aku belum pernah di wawancara di radio sebelumnya.
            Tapi kata tutorku, “santai saja.” Lalu ketika aku diwawancarai Mas Tony (penyiar radionya), aku bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Suasananya ramai karena aku bersama tutor dan penulis-penulis lain. Seperti Kak Sintha Rosse dan Tante Nuzulia Rahma.
            Kak Sintha Rosse adalah penulis buku Sajakku berkisah. Buku ini berisi sajak-sajak yang Kak Sintha buat sendiri. Jadi aku tahu, ternyata Kak Sintha suka membuat sajak. Buku ini juga masuk ke Gramedia bersama bukuku.
            Tante Nuzulia Rahma adalah penulis buku Time Out, dan novel Biarkan Cinta Datang adalah novel romance yang ditulis Tante Deka.
            Mereka juga diwawancara. Jadi aku tidak gugup sekali. Kami diwawancarai dalam rangka mempromosikan buku kami. Aku diwawancarai mengenai buku pertamaku yang berjudul The Lessons Of Friendship. 
            Aku diberi beberapa pertanyaan, seperti bukunya bercerita tentang apa dan kalau ada produser film yang membeli buku aku dan ingin dijadikan film, bagaimana menurut aku. Aku menjawab kalau bukuku bercerita tentang persahabatan, dan kalau ada produser film yang membeli buku aku dan ingin dijadikan film, itu bisa jadi bonus untukku. Selain itu, aku juga ditanyai mengenai pesan untuk orang-orang yang seumuran denganku. Aku menjawab kalau mereka punya bakat, mereka harus pertahankan. Selain itu, aku juga menjawab, Never give up and follow your dreams yang artinya jangan menyerah dan ikuti mimpimu.
            Mas Tony itu baik, lucu, dan menyenangkan. Aku masih ingat ketika Kak Sintha membacakan salah satu sajak di bukunya, Mas Tony langsung melucu. Gaya bicaranya seru sehingga suasana jadi meriah.
            Perasaanku ketika diwawancara radio itu sangat menegangkan. Aku merasa gugup, tapi ketika aku diwawancara, suasananya santai saja. Jadi diwawancara di radio sama sekali tidak menegangkan dan ternyata tidak menakutkan seperti yang aku pikir.
            Acara Talk show radio ini ditutup dengan sesi foto bersama dan aku menyerahkan 1 buku buat Mas Tony. Mama juga memposting rekamanku diwawancara radio di Instragam dan Facebook. Karena itu banyak yang tahu. Kata tutorku, ini salah satu cara promosi buku.
            Pulang dari wawancara, aku melihat banyak orang yang aku kenal, menyukai dan mengirim komentar mengenai wawancaraku. Seperti Papaku, Omaku yang dari Belanda, tante-tanteku, beberapa teman Mama, mahasiswa Mama yang merupakan guru Bahasa Jepangku yang lama, dan guru Matematika di sekolah lamaku. Aku merasa senang. Komentar-komentarnya juga membuatku semangat untuk menulis lagi.
            Dari pengalaman ini aku belajar kalau diwawancara di radio sama sekali tidak menakutkan. Aku harap semua orang yang juga akan diwawancara radio bisa belajar untuk santai dan jangan takut. Pengalaman ini sungguh pengalaman yang berkesan bagiku.



                                                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar