Selasa, 13 September 2016

Nihon Daisuki! 2: Kyuu (9)

Nihon Daisuki 2: Dainigakki
Kyuu

          Hari Minggu di apartemen, aku sedang makan sarapan yang kubuat sendiri. Lalu HPku berbunyi dengan nada lagu dari anime favoritku. Aku pun melihat HPku. Ternyata Reiko.
          “Hai, Gianna desu (ya, ini Gianna),” kataku.
          “Gianna-san, kamu bisa datang ke rumah sakit Kibe tidak?” tanya Reiko.
          “Hah? Memangnya kenapa?” tanyaku.
          “Penyakit Asuna-san sudah semakin parah,” kata Reiko, “tadi aku diberitahu Daichi. Sekarang aku sedang ke rumah sakit Kibe. Kamu bisa ke sana tidak?”
          Aku mengangguk. “Iya, iya. Aku bisa ikut. Kebetulan aku sedang tidak ada kegiatan. Sampai ketemu di rumah sakit!”
          Aku lalu mematikan HP. Kemudian aku menaiki taksi ke rumah sakit Kibe setelah berpamitan dengan Mama.
          Sesampainya di rumah sakit, aku bertemu dengan Reiko dan Mitsuo, lalu kami langsung pergi ke kamar Asuna.
          Di dalam kamar Asuna, ada Nagisa, Daichi, kedua orang tua Asuna, kedua kakak Asuna, dan ketiga adik Asuna. Aku melihat tubuh Asuna semakin kurus.
          “Gian..na..” kata Asuna terbata-bata.
          “Asuna-san,” kataku dengan mata berair.
          “Gianna-ssan...” Asuna berkata lagi, “g, gomenasai....aaku...sudah...t, tidak....kkuat...”
          “Uhuk, uhuk, uhuk!” Asuna batuk. Dia menggunakan tisu untuk darah yang keluar dari mulutnya. Lalu dia berkata, “otousan (ayah), okaasan (ibu), Kyousuke niisan (kak Kyousuke), Fumiko neesan (kak Fumiko), Michiru, Hiira, Riki, minna, aaku...ssayang kalian....ssemua...”
          Kedua mata Asuna terpejam. Aku melihat garis lurus di alat pendeteksi jantung. Asuna sudah pergi. Kami semua menangis sambil memeluk Asuna.
          “ASUNA!” seru Nagisa, “Asuna, jangan pergi!”
          Aku lalu menengok ke Nagisa. “Aku juga tidak mau Asuna pergi...tapi kita harus mengikhlaskan kepergiannya. Ini sudah takdir, Nagisa!” Aku memeluk Nagisa sambil menangis, diikuti oleh Reiko, Daichi, dan Mitsuo. Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikhlaskan Asuna untuk pergi meninggalkan kami.
******
          Keesokan harinya, aku, teman-teman, dan semua murid SMA Itsumura berkumpul di auditorium di lantai pertama sekolah. Lalu Pak Kenji selaku kepala sekolah mengumumkan berita kepergian Asuna.
          “kami dari pihak sekolah turut berduka cita atas wafatnya salah satu murid kelas X kita yang berbakat menari balet, yaitu Asuna Kobayashi. Untuk itu, marilah kita berdoa agar Asuna diampuni dosa- dosanya, diterima amal dan ibadahnya, serta dilapangkan kuburnya,” kata pak Kenji.
          Kami semua berdoa, agar Asuna masuk surga. Ya Allah, ampuni dosa-dosa Asuna. Aku mohon, terimalah dia di surgamu, amin ya rabbal alamiin, doaku dalam hati dengan mata berkaca-kaca.
          Sayounara (selamat tinggal), Asuna-san....

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar