Jumat, 30 Desember 2016

Hari-Hari di John Robert Powers

Hari-Hari di John Robert Powers

            Satu hari, Mama memberitahuku tentang sebuah sekolah kepribadian. Namanya John Robert Powers (disingkat JRP). Kayak nama orang ya? Karena nama pemiliknya juga sama. Sekolah kepribadian ini bertujuan untuk pengembangan kepribadian dan pengembangan komunikasi. Mama memintaku belajar di sekolah ini untuk mengisi kegiatan ketika sekolahku libur dan menjadi orang yang lebih baik.
            Sekolah ini memiliki dua program, Lifetime dan holiday program. Karena aku ingin mengikuti ini untuk mengisi liburan, aku mengambil holiday program.
            Di Jakarta, JRP berada di dua lokasi, Kuningan dan Kelapa Gading. Aku bersekolah di JRP Kuningan. Holiday program ini berlangsung dua minggu, dari tanggal 13-23 Desember 2016. Waktu pulangnya berbeda. Ada yang jam tiga, jam empat, dan jam enam lima belas. Aku pulang naik motor suami pembantuku.
            Hari pertama (13 Desember) berisi dua pelajaran. Yaitu Personal Growth 1 dan Orientasi. Kami pulang jam tiga. Di Personal Growth 1, kami belajar mengenai kepribadian boleh ditampilkan dan disembunyikan dari siapa saja, sikap, pola pikir, mental, dan lain-lain. Kami juga diberi tugas untuk menuliskan sepuluh kepribadian yang berada dalam diri kita. Jadi aku menulis:
1.      Autistic=Autistik
2.      Friendly=Ramah
3.      Grumpy=Pemarah
4.      Sympathetic=Simpatik
5.      Creative=Kreatif
6.      Shy=Malu
7.      Scared=Penakut
8.      Curious=Ingin Tahu
9.      Outgoing (Sometimes)=Suka keluar (kadang-kadang)
10.  Sensitive=Sensitif
            Begitulah sepuluh kepribadian yang aku tulis. Setelah itu, kami orientasi setelah makan makan siang yang disediakan di sekolah ini. Kami belajar tentang peraturan-peraturan di JRP. Aku masih ingat kalau kita harus berpakaian rapi, dan kita tidak boleh memakai kaos oblong dan celana jeans ke sekolah itu karena tidak sopan. Kami juga belajar makna POWERS. Yaitu:
P: Positive Attitude (sikap positif)
O: Other People (orang lain)
W: Words (kata-kata)
E: Expand (memperluas)
R: Realize your goal (menyadari targetmu)
S: Spiritual (Rohani)
            Di hari kedua, ada tiga pelajaran, yaitu hairstyle and make up (gaya rambut dan berdandan), figure control (pelajaran untuk menjaga kesehatan badan), dan visual poise 1. Di hairstyle and make up, kami diajari berbagai gaya rambut, cara mengurus wajah, dan cara berdandan. Di fugure control, kami belajar mengenai empat tipe tubuh wanita dan makanan yang sehat untuk tubuh kita. Selain itu, kami juga olahraga. Kami melakukan push up, sit up, leg race, barbel, dan lain-lain. Kemudian di visual poise 1, kami belajar cara duduk yang sopan, empat pose tangan, dua pose kaki, dan berjalan sopan di catwalk. Kayak top model ya! Kami pulang jam enam lima belas, dan rasanya lelah sekali pulang malam. Apalagi jalanannya macet.
            Di hari ketiga, ada dua pelajaran, yaitu social grace dan wardrobe 1. Kami pulang jam tiga, sama seperti hari pertama. Di social grace, kami belajar mengenai sopan santun. Kami belajar mengenai cara berkenalan yang benar, kata-kata ajaib, perilaku buruk, dan sopan santun di berbagai tempat. Sedangkan di wardrobe 1 kami belajar mengenai berbagai gaya baju, dua diantaranya adalah casual dan formal. Kami juga belajar empat tipe tubuh wanita, sama seperti di figure control. Tipe-tipe tubuhnya ada yang bentuk pir, apel, pisang, jam pasir (sudah langka), dan atletik. Guruku bilang tubuhku berbentuk apel karena bagian atas tubuhku besar. Kami juga belajar mengenai baju-baju yang cocok di tubuh kita. Jadi untuk wardrobe 2, kami harus membawa tiga baju casual dan tiga baju formal. Kita juga harus membawa enam baju untuk minggu depan. Jadi kami harus membawa dua sepatu, satu casual dan satu formal. Kami juga diperbolehkan membawa aksesoris.
            Di hari keempat dan hari terakhir minggu pertama, kami belajar acting (peran). Kami pulang jam empat. Pelajaran acting di JRP berbeda dengan pelajaran acting di sekolah. Kami belajar mengenai acting sehari-hari. Kami juga disuruh bercerita dengan acting. Kami diajari oleh seorang sutradara. Beliau menunjukkan kami sebagian karya-karya filmnya.
******
            Di hari pertama minggu kedua, kami belajar MC 1, wardrobe 2, dan visual poise 2. Kami pulang jam enam lima belas, sama seperti hari kedua di minggu pertama. Di MC 1, kami belajar tentang cara menjadi pembawa acara. Walaupun aku tidak tertarik dengan membawa acara, pelajaran ini bagus untuk menjadi pembicara yang percaya diri. Kami belajar bahwa untuk menjadi pembawa acara yang sukses, kita harus mempunyai gaya sendiri, keunikan, dan kredibilitas. Selain itu, kita juga belajar dua kategori pembawa acara. Ada yang formal ( contoh: seminar) dan Informal (contoh: ulang tahun). Lalu masih banyak hal lain yang kita pelajari di pelajaran MC ini. Kalau warbrobe 2 adalah lanjutan dari wardrobe 1. Kami harus mengisi analisa bentuk tubuh ideal kami. Tapi sebelum itu, guru kami mengukur panjang kepala, lebar kepala, lebar bahu, lebar pinggul, lingkar dada, lingkar pinggang, lingkar pinggul, panjang kepala sampai pinggang, dan panjang pinggang sampai mata kaki. Setelah itu, kami menulis bagian badan apa saja yang ideal. Hanya ada dua bagian yang tidak ideal di badanku, yaitu “pinggang 25 cm lebih kecil dari pinggul” dan “jarak dari pinggang ke bawah sama dengan ukuran 5 kali ukuran panjang kepala” Kemudian kami memakai baju-baju casual dan formal yang kami pilih. Lalu kami memilih salah satu baju casual dan formal untuk dipakai di exit interview (wawancara keluar). Di visual poise 2, kami mengulangi pelajaran di visual poise 1 sekaligus latihan exit interview. Ada dua ronde. Di ronde 1, kami harus melakukan salah satu pose tangan dan pose kaki, kemudian jalan model sampai ke mikrofon. Lalu kami harus memperkenalkan diri, karena di exit interview, kita akan di wawancara oleh presiden JRP Indonesia. Sementara di ronde 2, kami harus melakukan pose kaki dan tangan empat atau lima kali, lalu melakukan pose duduk.
            Di hari kedua, kami belajar MC 2, Financial Management, dan counseling. Kami pulang jam enam lima belas, LAGI. MC 2 adalah lanjutan dari MC 1. Kami diberikan kertas script pembawa acara. Ada delapan bagian. Aku disuruh melakukan bagian tujuh dan delapan. Kami direkam di hp guru MCnya, dan aku malah berantakan karena ada kata-kata yang aku lupa. Di financial management, kami belajar tentang uang. Kami belajar mengenai apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan dengan uang. Sementara di counseling, kami berbicara dengan psikolog mengenai kami bersama orang tua kami, tapi secara bergiliran. Jadi aku berbicara dengan psikolog bersama Mama, lalu kami makan malam dan pulang bareng naik mobil Mama.
            Di hari ketiga, kami belajar Table Manners dan Photo Session. Kami pulang jam empat. Di Table Manners, kami belajar tujuan, macam-macam waktu makan (sarapan, makan siang, makam malam), jamuan-jamuan makan, sopan santun ketika makan, dan posisi garpu dan sendok ketika istirahat atau selesai makan. Setelah itu, kami praktek makan di restoran formal. Kami disajikan roti dan mentega terlebih dahulu, kemudian kami disajikan dua hidangan pembuka, yaitu salad dingin dan sup krim ayam. Lalu kami disajikan  hidangan utama, yaitu chicken steak dengan kentang goreng dan sayur. Kemudian kami disajikan puding coklat untuk hidangan penutup. Hanya saja aku tidak suka puding coklat. Lalu kami diberikan cangkir dan sendok untuk belajar mengaduk kopi atau teh. Setelah itu, kami melakukan photo session. Kami difoto sambil diarahkan oleh fotografer. Kami juga main games dan melakukan mannequin challenge.
            Di hari keempat, kami belajar Personal Growth 2 dan Public Speaking in English. Personal Growth 2 adalah lanjutan dari Personal Growth 1. Di Personal Growth 2, kami belajar mengenai hubungan interpersonal. Kami belajar kalau kita selalu membutuhkan orang lain di setiap aspek hidup kita. Kami juga belajar mengenai ketegasan (Bahasa Inggris: Assertiveness) dan pola hubungan dengan orang lain. Di Public Speaking in English, kami belajar variasi vokal dalam berbicara di depan banyak orang. Kita harus mengecilkan atau meningkatkan volume ketika berbicara. Kami juga membaca tongue twisters, drama, dan pidato I have a dreamnya Martin Luther King Jr. Kami membaca pidatonya per-bagian.
            Di hari kelima dan hari terakhir di JRP, kami melakukan exit interview. Kami melakukan apa yang diajarkan di Visual Poise 2, yaitu pose tangan dan kaki, jalan di catwalk, setelah itu memperkenalkan diri di depan presiden JRP Indonesia. Kamudian kami di wawancara oleh beliau. Kami memakai baju casual ketika di wawancara. Setelah itu, kami berganti baju formal. Kemudian kami berpose empat atau lima kali dan melakukan dua pose duduk. Lalu kami berfoto bersama sang presiden. Setelah itu, kami berfoto untuk sertifikat JRP dengan baju formal kami.
            Pengalamanku di JRP sangat menyenangkan dan bermakna. Teman-teman dan guru-gurunya baik, dan ketika di JRP, aku memberitahukan kondisi dan menunjukkan kedua buku karanganku ke mereka. Guru-gurunya juga memintaku berfoto dan membuat video dengan kedua bukuku, kemudian dimasukkan ke instagram JRP. Aku senang bisa mengikuti ini, karena di sekolah ini, aku belajar untuk menjadi orang yang lebih baik.

******


Aku dan teman-teman di John Robert Powers (2016)

Selasa, 27 Desember 2016

Best Buddies

Best Buddies

             Beberapa hari kemudian setelah mengikuti Youth Campnya Plan, Mama memperkenalkan aku ke sebuah organisasi bernama Best Buddies.
            Best Buddies adalah sebuah organisasi yang mencarikan teman normal untuk anak difabel. Teman yang dicari harus mempunyai umur sama dan hobi yang sama. Organisasi ini berdiri tahun 1989 dan sudah ada di lima puluh negara, salah satunya Indonesia. Hanya saja organisasi ini baru berdiri setahun di Indonesia. Jadi country directornya memintaku menjadi ambasador.
            Best Buddies memiliki banyak program, salah satunya ke sekolah untuk menjelaskan apa itu Best Buddies dan apa itu autis.  Jadi aku mengikuti program itu.
            Sekolah pertama yang aku kunjungi adalah Sekolah Bogor Raya di Bogor. Disana aku menjelaskan tentang diriku sendiri dan autis. Aku juga menyerahkan buku pertama dan buku kedua untuk sekolahnya. Selain itu, aku juga membawa dua buku untuk dua siswa yang bertanya kepadaku di sesi tanya jawab. Tapi tidak hanya aku yang datang, ada juga anak difabel yang berbakat berenang, dan dia adalah anggota Special Oympics, organisasi olahraga untuk anak difabel.



Aku dan Best Buddies di Sekolah Bogor Raya

            Sekolah kedua yang aku kunjungi adalah BPK Penabur di Sentul City. Sama seperti di Sekolah Bogor Raya, aku menjelaskan mengenai diriku sendiri dan autis. Tapi aku menjelaskan dengan presentasi Powerpoint. Aku juga memperlihatkan videoku diwawancara di radio bersama komunitas tutorku. Tidak hanya aku yang datang, tapi ada juga empat murid dari Sekolah Bogor Raya yang bergabung di Best Buddies sejak Best Buddies datang ke Sekolah Bogor Raya. Salah satu dari mereka adalah teman yang dipilih Best Buddies untukku.


Aku dan Best Buddies di BPK Penabur, Sentul City

            Namanya Dhania. Umurnya sama denganku. Dia pintar Bahasa Inggris dan juga menulis. Kami mau hang out bersama, hanya saja rumah Dhania di Bogor, sedangkan rumahku di Kebon Baru, jadi kita hanya bisa ngobrol di What’s App. Walaupun begitu, aku senang bisa berteman dengan Dhania. Kami berdua seperti kembar karena rambut kami hitam dan kami juga memakai kacamata.

Diatas: Aku dan Dhania
Dibawah: Aku, Dhania dan teman-teman Best Buddies Sekolah Bogor Raya

            Aku senang mengikuti Best Buddies ini, karena aku bisa mengedukasi semua orang mengenai autis. Sekarang aku mengikuti kegiatan di dua organisasi, Plan dan Best Buddies.

******

Acara Bulan Peduli Autis

Acara Bulan Peduli Autis

            Pernah mendengar hari peduli autis? Hari peduli autis (Bahasa Inggris: Autism Awareness) adalah hari untuk berhenti menggunakan kata autis sebagai ejekan dan memahami kondisi anak dengan autis. Hari peduli autis ini diadakan setiap tanggal 2 April. Tapi bulan April juga diperingati sebagai bulan peduli autis.
            Sebagai anak autis berkarya, aku pernah diundang ke sebuah acara bulan peduli autis. Aku telah hadir di dua acara bulan peduli autis.
            Acara bulan peduli autis pertama yang aku hadiri adalah di Grand Indonesia. Teman-teman autisku, Dita, Ruben, dan Thomas ada di sana. Tapi di acara itulah aku pertama kali bertemu Thomas dan meluncurkan buku kedua. Kemudian aku diminta menunjukkan karyaku bersama Thomas dan anak autis yang jago memasak. Aku diwawancara oleh MCnya mengenai diri dan buku-bukuku di atas panggung. Aku juga meminta Dita dan Ruben untuk naik ke panggung, karena mereka membuat cover (Ruben yang buat) dan lembar mewarnai (Dita yang buat) di buku kedua kami. Setelah maju, aku, Ruben, dan Dita berjualan buku kedua. Para pembeli meminta tanda tangan kami.


Aku, Dita, dan Ruben di acara peduli autis Grand Indonesia

            Banyak orang yang datang ke acaranya, sebagian dari mereka adalah tutor menulisku, Tante Deka, dan ketiga guruku dari Homeschooling Primagama. Aku senang mereka datang. Dita juga kedatangan teman-teman dari sekolahnya.


Gambar 1: Aku, Tante Deka, dan Dita. Gambar 2: Aku dan Tante Deka
Gambar 3: Aku sedang tanda tangan buku Gambar 4: Aku diwawancara oleh MC di panggung


Aku bersama guru-guru Homeschooling Primagama 


            Acara bulan peduli autis kedua yang aku hadiri adalah Festival Anak Istimewa di Botani Square Bogor. Aku diwawancara mengenai diri dan buku-buku di panggung. Mama juga diatas panggung untuk membantuku. Thomas juga hadir disana untuk mengajari anak-anak origami.


Aku di Festival Anak Istimewa di Botani Square, Bogor


            Menghadiri acara-acara bulan peduli autis ini adalah pengalaman yang tidak akan kulupa bagiku. Aku senang, bisa berbagi ke orang-orang mengenai bakat dibalik autisku.

Sabtu, 24 Desember 2016

Selamat Jalan, Opaku Tercinta

Selamat Jalan, Opaku Tercinta

            29 September 2016, duka itu datang lagi....
            Menyelimuti keluargaku

            Rasanya sedih dan berat ketika kita harus kehilangan seseorang, terutama orang yang sayang kepadamu. Aku sudah kehilangan Opa Singki (Om dari Mama dan adik Oma), Oma Uyut (Nenek buyutku), Opa Yusuf (Papa dari Papaku), dan Oma. Sekarang tahun ini, aku kehilangan Opa. Itu sangat menyedihkan bagiku, karena Opa sudah tinggal bersamaku dan keluargaku selama dua tahun. Sekarang beliau telah kembali kepada Allah SWT. Beliau meninggal di minggu UTS (Ujian Tengah Semester)ku dan adikku.
            Opaku adalah Papa dari Mama. Beliau selalu mengajariku hal-hal di agama Islam, mengajakku baca hal yang penting untukku, dan menceritakan cerita lucu yang beliau alami dulu. Opaku juga suka menulis, tapi aku tidak tahu Opaku suka menulis.
            Cerita lucu yang Opaku pernah cerita adalah waktu beliau dan temannya sedang dalam perjalanan dari Jepang ke Amerika naik perahu. Ketika temannya sedang ke toilet, tidak ada air, jadi dia memutuskan untuk memakai COCA COLA!
            Hahaha...lucu kan? Aku sayang sekali kepada Opa, karena Opa sangat baik, dan beliau pernah membantuku ketika aku punya masalah. Beliau juga menjadi imam ketika kami shalat.
            Satu hari, aku mendengar dari Mama kalau Opa akan memiliki usaha peternakan Ayam di Garut. Itu sangat bagus menurutku, tapi di waktu yang sama, aku khawatir. Apakah Opa bisa menjalankan usahanya dengan baik? Umurnya sudah tujuh puluhan. Beliau sudah tua sekali. Tapi Mama bilang Opa akan didampingi Papa Agus - Omku yang merupakan adik Mamaku satu-satunya.
            Untuk menjalani usaha peternakan ayam, Opa harus pindah ke Cimahi tempat sepupu-sepupuku tinggal. Jadi kami membantunya membereskan rumahnya yang berada di Curug. Setelah itu, beliau pindah ke Cimahi bersama Papa Agus.
            Di minggu sebelum minggu UTS, Opa dan Papa Agus mengunjungi kami di Kebon Baru. Aku senang Opa datang kembali untuk mengunjungi kami. Tapi mereka tidak bisa tinggal lebih lama, karena mereka harus kembali ke Cimahi.
            Di hari kedua UTS, aku dan adikku mendapat berita buruk dari Papa, bahwa Opa masuk ruang ICU. Beliau terkena serangan jantung dan infeksi paru-paru. Jadi Mama pergi ke Cimahi dengan mobilnya sendiri untuk menjenguk Opa. Aku dan adikku shock sekali. Kami berharap Opa baik-baik saja, tapi di hari Kamis tanggal 29 September 2016 jam tiga, Opa sudah tidak ada. Aku dan adikku sangat sedih.
             Opa langsung dimandikan di rumah sakit, lalu dibawa dari Cimahi ke Kebon Baru. Semua orang datang ke rumah, kebanyakan mereka adalah sepupu, tante, dan omku, serta kerabat-kerabat opa.
            Sebelum Opa dimakamkan, aku membuat sebuah puisi Bahasa Inggris dengan bantuan Tante Ida Tokan, temannya Mama.

My Opa is an amazing person
He’s very funny and talented
He taught me prayers
And he taught me lessons of Islam

I love his smile
I love his laugh
And I love his funny story

I love Opa so much
I don’t want him to go
But it’s all Allah’s will
I have the best Opa ever
And I will miss him everyday

Goodbye Opa...
You will always be in my heart
And I will always make you proud

            Puisiku lalu diletakkan Papa di dekat Opa, agar semua orang bisa membacanya.
            Keesokan harinya, Opa dimakamkan di TPU Pondok Kelapa tempat Omaku dimakamkan di tahun 2013. Rencananya Opa akan dimakamkan di sebelah Oma, tapi karena sudah ada makam lain di sebelah makam Oma, Opa dimakamkan di atas makam Oma, jadi satu makam dua orang.
            Kehilangan orang-orang yang kusayangi sangatlah berat, tapi itu mendorongku untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku juga harus melanjutkan prestasiku untuk membuat mereka bangga padaku, terutama Opaku yang suka menulis.
            Selamat jalan, Opaku tercinta....


Opaku-Opa Aziz



******

Senin, 12 Desember 2016

Acara Peluncuran Rumah Im Star

Acara Peluncuran Rumah Im Star

            Hari Minggu tanggal 11 Desember 2016, aku diminta untuk jualan buku-buku karanganku di acara peluncuran rumah Im Star. Selain itu, aku juga memberikan kue mangkuk yang aku buat sendiri untuk para pembeli setelah mereka membeli buku. Kalau mereka membeli satu buku, mereka mendapat satu kue mangkuk, dan kalau mereka membeli dua buku, mereka mendapat dua kue mangkuk. Aku dibantu jualan oleh pembantu rumahku, Mbak Tarmi. Mamaku juga datang, tapi beliau hanya mengikuti seminar.
            Rumah Im Star adalah rumah bekerja, beraktivitas dan bersosialisasi bagi WNBK (Warga Negara Berkebutuhan Khusus). Rumah ini didirikan oleh band empat anggota autis dengan nama yang sama. Ada seminar, penampilan dari band-band autis (termasuk Im Star), dan acara ini juga mengundang bintang tamu spesial. Yaitu D’Masiv.
            Teman-temanku yang autis, Dita, Ruben, dan Thomas juga datang untuk jualan atau pameran. Dita jualan souvernir gambar-gambarnya, Thomas jualan dan membuka pameran origami, dan Ruben membuka pameran lukisannya. Selain itu, masih banyak warga berkebutuhan khusus lain yang membuka kios karya-karya mereka. Ada yang jualan souvernir gambar seperti Dita, kalung, tempat tisu, dan ada juga empat lelaki yang membuka kios roti lapis (Bahasa Inggris: Sandwich). Mereka juga sudah membuka restoran roti lapis mereka sendiri. Para WNBK ini kreatif sekali.
            Selain jualan, aku juga diminta tampil di auditorium tempat seminar diadakan, karena aku dianggap sebagai ‘warga negara berkebutuhan khusus yang sudah bisa mempunyai penghasilan’. Tapi aku tampil bersama Dita dan Ruben. Lalu selain kami bertiga, masih ada  beberapa WNBK yang tampil. Yaitu Thomas, Fitri (WNBK yang jago menggambar di komputer, bisa membuat mug, tas, dan kaos), para pembuat roti lapis, dan pemilik rumah Im Star sendiri, band Im Star. Kami tampil, tapi kami tidak bicara. Kami hanya menunjukkan karya-karya kami dengan slide show di belakang kita dan pembawa acaranya menjelaskan prestasi kami.
            Setelah tampil, semua orang datang menghampiri kios bukuku. Ada yang membeli buku pertama, buku kedua, dan kedua bukunya. Mereka kagum kalau aku bisa menulis buku dan memasak kue mangkuk. Buku-bukuku telah laku dua puluh dan kue mangkuknya habis semua.
            Setelah penjualan, aku, Mama, dan teman-teman pergi ke auditorium lagi untuk melihat talk show sekaligus penampilan dari D’Masiv. Banyak sekali lagu yang mereka mainkan, terutama dua lagu yang aku tahu, yaitu Esok Kan Bahagia dan Jangan Menyerah. Aku suka kedua lagu itu.
            Mengikuti acara ini adalah pengalaman yang tak terlupakan, karena aku bisa menunjukkan kalau warga negara berkebutuhan khusus bisa berkarya. Lalu alhamdullillah, semua bukunya laku banyak. Aku tidak sabar untuk mengikuti acara mengenai autis lagi.

******