Senin, 12 Desember 2016

Acara Peluncuran Rumah Im Star

Acara Peluncuran Rumah Im Star

            Hari Minggu tanggal 11 Desember 2016, aku diminta untuk jualan buku-buku karanganku di acara peluncuran rumah Im Star. Selain itu, aku juga memberikan kue mangkuk yang aku buat sendiri untuk para pembeli setelah mereka membeli buku. Kalau mereka membeli satu buku, mereka mendapat satu kue mangkuk, dan kalau mereka membeli dua buku, mereka mendapat dua kue mangkuk. Aku dibantu jualan oleh pembantu rumahku, Mbak Tarmi. Mamaku juga datang, tapi beliau hanya mengikuti seminar.
            Rumah Im Star adalah rumah bekerja, beraktivitas dan bersosialisasi bagi WNBK (Warga Negara Berkebutuhan Khusus). Rumah ini didirikan oleh band empat anggota autis dengan nama yang sama. Ada seminar, penampilan dari band-band autis (termasuk Im Star), dan acara ini juga mengundang bintang tamu spesial. Yaitu D’Masiv.
            Teman-temanku yang autis, Dita, Ruben, dan Thomas juga datang untuk jualan atau pameran. Dita jualan souvernir gambar-gambarnya, Thomas jualan dan membuka pameran origami, dan Ruben membuka pameran lukisannya. Selain itu, masih banyak warga berkebutuhan khusus lain yang membuka kios karya-karya mereka. Ada yang jualan souvernir gambar seperti Dita, kalung, tempat tisu, dan ada juga empat lelaki yang membuka kios roti lapis (Bahasa Inggris: Sandwich). Mereka juga sudah membuka restoran roti lapis mereka sendiri. Para WNBK ini kreatif sekali.
            Selain jualan, aku juga diminta tampil di auditorium tempat seminar diadakan, karena aku dianggap sebagai ‘warga negara berkebutuhan khusus yang sudah bisa mempunyai penghasilan’. Tapi aku tampil bersama Dita dan Ruben. Lalu selain kami bertiga, masih ada  beberapa WNBK yang tampil. Yaitu Thomas, Fitri (WNBK yang jago menggambar di komputer, bisa membuat mug, tas, dan kaos), para pembuat roti lapis, dan pemilik rumah Im Star sendiri, band Im Star. Kami tampil, tapi kami tidak bicara. Kami hanya menunjukkan karya-karya kami dengan slide show di belakang kita dan pembawa acaranya menjelaskan prestasi kami.
            Setelah tampil, semua orang datang menghampiri kios bukuku. Ada yang membeli buku pertama, buku kedua, dan kedua bukunya. Mereka kagum kalau aku bisa menulis buku dan memasak kue mangkuk. Buku-bukuku telah laku dua puluh dan kue mangkuknya habis semua.
            Setelah penjualan, aku, Mama, dan teman-teman pergi ke auditorium lagi untuk melihat talk show sekaligus penampilan dari D’Masiv. Banyak sekali lagu yang mereka mainkan, terutama dua lagu yang aku tahu, yaitu Esok Kan Bahagia dan Jangan Menyerah. Aku suka kedua lagu itu.
            Mengikuti acara ini adalah pengalaman yang tak terlupakan, karena aku bisa menunjukkan kalau warga negara berkebutuhan khusus bisa berkarya. Lalu alhamdullillah, semua bukunya laku banyak. Aku tidak sabar untuk mengikuti acara mengenai autis lagi.

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar