Sabtu, 24 Desember 2016

Selamat Jalan, Opaku Tercinta

Selamat Jalan, Opaku Tercinta

            29 September 2016, duka itu datang lagi....
            Menyelimuti keluargaku

            Rasanya sedih dan berat ketika kita harus kehilangan seseorang, terutama orang yang sayang kepadamu. Aku sudah kehilangan Opa Singki (Om dari Mama dan adik Oma), Oma Uyut (Nenek buyutku), Opa Yusuf (Papa dari Papaku), dan Oma. Sekarang tahun ini, aku kehilangan Opa. Itu sangat menyedihkan bagiku, karena Opa sudah tinggal bersamaku dan keluargaku selama dua tahun. Sekarang beliau telah kembali kepada Allah SWT. Beliau meninggal di minggu UTS (Ujian Tengah Semester)ku dan adikku.
            Opaku adalah Papa dari Mama. Beliau selalu mengajariku hal-hal di agama Islam, mengajakku baca hal yang penting untukku, dan menceritakan cerita lucu yang beliau alami dulu. Opaku juga suka menulis, tapi aku tidak tahu Opaku suka menulis.
            Cerita lucu yang Opaku pernah cerita adalah waktu beliau dan temannya sedang dalam perjalanan dari Jepang ke Amerika naik perahu. Ketika temannya sedang ke toilet, tidak ada air, jadi dia memutuskan untuk memakai COCA COLA!
            Hahaha...lucu kan? Aku sayang sekali kepada Opa, karena Opa sangat baik, dan beliau pernah membantuku ketika aku punya masalah. Beliau juga menjadi imam ketika kami shalat.
            Satu hari, aku mendengar dari Mama kalau Opa akan memiliki usaha peternakan Ayam di Garut. Itu sangat bagus menurutku, tapi di waktu yang sama, aku khawatir. Apakah Opa bisa menjalankan usahanya dengan baik? Umurnya sudah tujuh puluhan. Beliau sudah tua sekali. Tapi Mama bilang Opa akan didampingi Papa Agus - Omku yang merupakan adik Mamaku satu-satunya.
            Untuk menjalani usaha peternakan ayam, Opa harus pindah ke Cimahi tempat sepupu-sepupuku tinggal. Jadi kami membantunya membereskan rumahnya yang berada di Curug. Setelah itu, beliau pindah ke Cimahi bersama Papa Agus.
            Di minggu sebelum minggu UTS, Opa dan Papa Agus mengunjungi kami di Kebon Baru. Aku senang Opa datang kembali untuk mengunjungi kami. Tapi mereka tidak bisa tinggal lebih lama, karena mereka harus kembali ke Cimahi.
            Di hari kedua UTS, aku dan adikku mendapat berita buruk dari Papa, bahwa Opa masuk ruang ICU. Beliau terkena serangan jantung dan infeksi paru-paru. Jadi Mama pergi ke Cimahi dengan mobilnya sendiri untuk menjenguk Opa. Aku dan adikku shock sekali. Kami berharap Opa baik-baik saja, tapi di hari Kamis tanggal 29 September 2016 jam tiga, Opa sudah tidak ada. Aku dan adikku sangat sedih.
             Opa langsung dimandikan di rumah sakit, lalu dibawa dari Cimahi ke Kebon Baru. Semua orang datang ke rumah, kebanyakan mereka adalah sepupu, tante, dan omku, serta kerabat-kerabat opa.
            Sebelum Opa dimakamkan, aku membuat sebuah puisi Bahasa Inggris dengan bantuan Tante Ida Tokan, temannya Mama.

My Opa is an amazing person
He’s very funny and talented
He taught me prayers
And he taught me lessons of Islam

I love his smile
I love his laugh
And I love his funny story

I love Opa so much
I don’t want him to go
But it’s all Allah’s will
I have the best Opa ever
And I will miss him everyday

Goodbye Opa...
You will always be in my heart
And I will always make you proud

            Puisiku lalu diletakkan Papa di dekat Opa, agar semua orang bisa membacanya.
            Keesokan harinya, Opa dimakamkan di TPU Pondok Kelapa tempat Omaku dimakamkan di tahun 2013. Rencananya Opa akan dimakamkan di sebelah Oma, tapi karena sudah ada makam lain di sebelah makam Oma, Opa dimakamkan di atas makam Oma, jadi satu makam dua orang.
            Kehilangan orang-orang yang kusayangi sangatlah berat, tapi itu mendorongku untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku juga harus melanjutkan prestasiku untuk membuat mereka bangga padaku, terutama Opaku yang suka menulis.
            Selamat jalan, Opaku tercinta....


Opaku-Opa Aziz



******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar