Kamis, 16 April 2020

Cerita Olivia

Cerita Olivia
Namaku Olivia. Aku satu dari dua bersaudara. Cuma aku tidak tahu 
siapa yang duluan lahir, aku atau saudaraku,Oggy. Ibu kami tidak pernah
memberitahu kami. Tapi tak apa. Aku tidak dekat dengan Oggy. Kami berbeda kesukaan.

Kami sudah lama tinggal di Jakarta bersama keluarga Husein.

Ada empat anggota di keluarga ini. Mereka sayang pada kami
Hanya saja, yang paling dekat dan sangat menyukaiku adalah
gadis cantik dan berkacamata yang bernama Fairuz yang juga
bisa dipanggil Fai.
Dia sulung dari dua bersaudari. Adiknya perempuan dan bernama Lila.
Hampir setiap pagi aku berdiri di depan pintu kamar Fai dan Lila,
hanya untuk menunggu Fai bangun, lalu ia menghampiri dan mengelusku.
Aku terus memanggil, tapi tidak ada jawaban sampai Mama Fai
memutuskan untuk membuka pintu kamar untukku supaya bisa masuk.
Seperti biasa, kamar Fai dan Lila dingin bagai kulkas karena ber-AC.
Tapi aku tetap hangat.
Tak lama kemudian, sulung dari dua bersaudara ini bangun.
Ia kaget melihatku ada di kamarnya. Jadi nggak bisa lanjut tidur deh!
Hehehe…maaf ya Fai.
Setelah itu, baru deh gadis berambut tebal ini mengelusku.
Rasanya enak, seperti kehangatan menyelimuti badanku.
Aku jadi ingin tidur. Kadang aku suka dielus di luar---ketika aku di atas meja
atau kursi makan---atau di dalam kamarnya---ketika aku di atas meja belajar Fai
atau kursi Lila.
Namun kadang-kadang Fai lagi tidak mau mengelusku karena
sudah cuci tangan, sibuk main, sibuk belajar, dan lain-lain.
Aku jadi sedikit sedih. Tapi tetap saja gadis pecinta warna pink ini suka mengelusku.
Selain dielus sama Fai, terkadang aku juga suka tidur bersama Papanya,
baik di kamar orangtua Fai atau kamar almarhum Opa,
soalnya aku juga dekat dengan Papa yang selalu menyiapkan makanan enak untukku,
yaitu ikan-ikan lezat dari kaleng.
Cuma tidak hanya aku yang diberi makan.
Aku punya dua teman, yaitu Cito dan Snowy yang kadang-kadang jail sama aku.
Awalnya Snowy ditemukan Mama di dalam kotak buah-buahan
yang dibawa petugas berseragam oranye. Tidak tahu apakah Snowy memang miliknya
atau bukan, karena koq tega menyekap Snowy.
Dia membawa Snowy untuk temannya karena mau membeli Snowy, tapi nggak jadi.
Waktu Mama tanya, si petugas berseragam oranye bilang bahwa
Snowy mau dibuang saja. 
Mama kasihan pada Snowy. Mukanya pucat dan kelihatan ketakutan.
Jadi Mama minta izin sama Papa
untuk membawa Snowy pulang, dan ia setuju.
Akhirnya ia tinggal bersamaku. Sebelumnya aku susah menerima teman baru,
tapi tak lama kemudian aku berusaha menerimanya walaupun kadang-kadang ia nakal.
Sementara Cito yang paling nyebelin banget.
Aku lagi tidur, digangguin. Aku lagi jalan digangguin.
Bahkan, ia pernah mendorongku sampai aku jatuh.
Karena itu Fai kadang-kadang menyelamatkanku dari si nakal itu.
Namun ia kadang-kadang ditegur Papanya untuk tidak mengganggu kita berdua.
Walaupun Cito hanya mengajakku main,
tetap saja aku tidak suka pada si nakal itu. Ia tetap saja mengganggu.
Pokoknya Cito itu yang paling nakal deh! Uugghh!!
Walaupun aku sayang sama Fai,
ada beberapa hal yang bikin aku kesal padanya.
Contohnya, ia suka memelukku. Caranya, gadis 20 tahun ini
membawaku ke pangkuan, lalu aku dirangkul.
Aku tidak terlalu suka dipeluk. Aku paling suka dielus saja.
Cuma kadang-kadang aku lagi nggak mau dielus.
Karena itu, aku menolak dengan cara mencakar tangan Fai.
Maaf ya! Aku lagi nggak mau disentuh sama kamu! Lain kali aja!
Tapi aku tetap sayang sama perempuan ini.
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Begitu pula dengan binatang.
Aku pernah berbuat salah, dan aku jadi kecewa dengan diriku sendiri.
Aku juga dimarahi oleh Mamanya Fai.
Salah satu kesalahan yang pernah kubuat adalah
ketika kabur dari Om, Tante, dan Sepupu-Sepupu Fai yang ingin menginap,
aku melompat ke rak kecil dekat meja makan.
Lalu saat mereka turun ke lantai pertama, aku melompat ke lantai
dan tiba-tiba…
BRAK!
Rak yang aku lompati jatuh ke depan kamar mandi Papa.
Semuanya kaget. Mama marah.
Aku langsung lari dan sembunyi dari Fai dan keluarganya.
Huhuhu…maafkan aku semuanya! Aku menyesal banget.
Karena aku sangat takut dengan tamu. 
Namun kesalahanku yang paling besar adalah
pergi dari rumah selama dua bulan.
Aku sedang sibuk mencari makan di luar.
Aku ingin pulang ke rumah Fai , tapi aku malah tidak tahu
jalan pulang ke situ.
Akhirnya aku tersesat sampai badanku berubah dari gendut ke kurus.
Aku rindu Fai. Aku mau pulang!
Dua bulan kemudian, aku kembali ke rumah,
tapi dengan keadaan kurus. Aku lega akhirnya bisa pulang dan ketemu
dengan Fai dan keluarganya lagi. Aku masih suka keluar rumah,
tapi aku akan selalu pulang ke rumah. Lagi pula kan, aku kucing favorit Fai!

******