Senin, 22 Februari 2016

Nihon Daisuki! San (3)

Nihon Daisuki!
San

          Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di Jepang, dan sekolah yang aku masuki adalah Itsumura no gakkou yang artinya Sekolah Itsumura. Aku pergi diantar taksi bersama Mama yang akan pergi kerja.
          “Gianna sekolah dulu, ya Ma,” kataku sambil mencium tangan Mama setelah kami sampai di Sekolah Itsumura, “assalamualaikum.”
          “Waalaikumsalam. Pake Bahasa Jepangnya, ya nak!” kata Mama.
          Setelah pamit, aku langsung berjalan ke Sekolah Itsumura yang megah beserta halaman yang dipenuhi pohon sakura. Pasti adik-adikku akan suka melihat sekolah ini, batinku. Namun, ketika berjalan masuk, seseorang menabrakku di belakang.
          “Oh!” aku kaget.
          “Sumimasen, sumimasen! (Maaf, maaf!)” kata gadis yang tadi menabrakku.
          “Eh, daijoubu desu (tidak apa-apa)” aku mulai berbahasa Jepang, lalu kami berdua berjalan ke kelas sambil memperkenalkan diri.
          “Hajimemashite. Watashi wa Gianna desu (Perkenalkan. Aku Gianna),” kataku.
          “Hajimemashite. Reiko desu (Perkenalkan. Aku Reiko),” kata gadis itu.
          “Doozo yoroshiku onegai shimasu (Senang bertemu denganmu),” kataku lagi. Reiko pun mengatakan hal yang sama.
          Sekolah Itsumura mempunyai tiga lantai. Lantai satu untuk SD, lantai dua untuk SMP, dan lantai tiga untuk SMA. Jadi aku belajar di lantai tiga. Aku harus naik tangga dan itu sangat membuatku kecapaian.
          “Koko wa kyoushitsu desu (Ini kelas),” kata Reiko.
          Aku terkagum-kagum dengan kelasnya. “Waa, hiroi (wah, luas),” kataku. Kemudian, bel masuk berbunyi. Aku dan Reiko bergegas duduk. Murid-murid lain masuk ke kelas.
          Setelah semuanya duduk, seorang sensei (guru) wanita bertubuh langsing, kulit putih, dan berambut hitam bergelombang masuk ke kelas.
          “Ohayou gozaimasu (selamat pagi),” salam sensei itu.
          “Ohayou gozaimasu!,” jawab kami semua serempak.
          “Hari ini, kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu di depan kelas,” kata sensei itu dengan ramah.
          Aku lalu maju ke depan lalu memperkenalkan diri dengan Bahasa Jepang. “Hajimemashite. Watashi no namae wa Gianna desu. Doozo yoroshiku onegai shimasu (Perkenalkan. Namaku Gianna. Senang bertemu),” kataku.
          “Ja (baik). Shitsumon ga arimasuka (ada pertanyaan)?” tanya sensei itu.
          “Hai, sensei (Iya, guru),” kata salah seorang murid laki-laki.
          “Silahkan bertanya,” kata sensei itu.
          “Doko kara kimashitaka (dari mana asalmu)?” tanya murid itu.
          “Watashi wa Indonesia kara kimashita (aku berasal dari Indonesia),” jawabku. Mulut semua murid menganga lebar. Kemudian, ada murid lagi yang bertanya.
          “Kenapa kamu pindah?” tanya murid itu.
          “Ibuku mendapat tugas kerja di sini,” jawabku, “beliau seorang dosen Bahasa Jepang dan beliaulah yang mengajariku Bahasa Jepang sejak umurku 7 tahun.”
          Semua murid ber-oh panjang. Lalu banyak yang memberiku pertanyaan. Ada yang bertanya mengenai keluargaku, hobi, dan lain-lain. Namun mereka tidak bisa bertanya banyak karena waktunya belajar. Nama sensei itu adalah Eri.
          Pelajaran pertama adalah Bahasa Jepang, dan Eri sensei adalah gurunya. Walaupun ini pertama kali aku belajar Bahasa Jepang di negaranya sendiri, aku masih harus belajar banyak kata, dan Eri sensei sangat baik padaku.
          Setelah pelajaran Bahasa Jepang selesai, waktu istirahat tiba dan Reiko memperkenalkanku kepada ketiga temannya. Nama mereka adalah Nagisa, Daichi, dan Mitsuo. Kami lalu mengobrol bersama.
          Sepulang sekolah, aku menceritakan hari pertamaku di sekolah ke Mama. Kemudian kami shalat Ashar lalu mengobrol dengan Papa, Roni, Rani, Kakek, dan Nenek di laptop.
******
          “Baik banget nggak, teman-teman kamu?” tanya Mas Edwin.
          “Mereka baik banget, Mas,” jawabku.
          “Wah, harapin aja Roni bisa ketemu sama mereka,” kata Roni.
          “Tapi Kak Roni bagus nggak, Bahasa Jepangnya?” goda Rani.
          Roni terdiam. Kami semua tertawa, lalu aku melanjutkan cerita.

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar