Kamis, 25 Februari 2016

Nihon Daisuki! Kyuu (9)

Nihon Daisuki!
Kyuu

          Keesokan harinya setelah festival sekolah berakhir, aku dan Mama pergi ke taman sakura untuk piknik, karena hari ini adalah hari Minggu, dan Sekolah Itsumura libur di hari Minggu. Jadi, waktunya untuk melakukan sesuatu menyenangkan!
          Saat piknik di taman sakura, aku sangat menikmati piknik ini, karena suasana di taman Sakura sangat indah. Aku melihat putik-putik bunga Sakura berjatuhan, lalu aku menangkap beberapa putik untuk diletakkan di jurnalku.
          Namun, ketika aku sedang menikmati suasana saat piknik, tiba-tiba....
          “Gianna-san!” Seseorang mengagetkanku. Aku lalu menengok ke belakang. Ternyata Reiko!
          “Reiko-san!” seruku. Kami berdua pun berpelukan, lalu kami duduk dan mengobrol bersama setelah aku meminta izin kepada Mama.
          “Kamu suka Sakura, ya?” tanya Reiko.
          “Iya,” jawabku, “aku suka membayangkan diriku di Jepang lalu menikmati banyak hal menarik, terutama menikmati suasana di taman sakura karena dia suka melihat gambar-gambar Pohon Sakura dan orang-orang yang piknik dibawahnya.”
          “Aku juga mengalami hal yang sama,” kata Reiko, “piknik di pohon sakura sangat menyenangkan, apalagi sama teman dan keluarga.”
          “Iya,” kataku, “sekarang aku senang banget bertemu denganmu, lalu kita mengobrol bersama ketika piknik.”
          Reiko tersenyum. Lalu aku melanjutkan, “tapi, pikniknya akan lebih seru kalau seluruh keluargaku di sini. Tapi mereka di Indonesia dan aku cuma tinggal bersama mamaku di sini. Aku merindukan papa, adik-adik, kakek, nenek, om, tante, dan sepupu-sepupuku.” Lalu, mataku berkaca-kaca.
          Reiko mengelus pundakku. “Yang sabar ya, Gianna. Aku mengerti perasaanmu. Tapi kan kamu sudah mempunyai teman-teman di sini, dan kami beruntung mempunyai kamu, karena walaupun kamu dari luar negeri, kamu sangat berarti, dan kamu menginspirasi kami dengan membagi bagian dari budayamu.”
          Aku tersenyum haru mendengar kata-kata Reiko, lalu aku memeluk Reiko. “Terima kasih, Reiko-san,” kataku.
“Sama-sama, Gianna-san,” kata Reiko.
          Hari pun mulai sore. Aku lalu berpamitan dengan Reiko lalu kembali ke apartemen bersama Mama naik taksi.
          Malamnya setelah Shalat Magrib, aku dan Mama mengobrol kembali dengan keluarga di laptop Mama karena kangen.
******
          “Kamu kangen banget ya, sama kita?” tanya Mas Edwin.
          “Ya, iyalah,” kataku, “aku kangen sama obrolan kita, waktu kita main banyak permainan, dan aku juga kangen sama tawa kita.”
          “Well, sekarang karena Kak Gianna sudah pulang, kita bisa ngobrol sama ketawa lagi, deh!” kata Roni. Kami semua pun tertawa. Lalu aku melanjutkan cerita.

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar