Kamis, 14 April 2016

Nihon Daisuki! 2 San (3)

Nihon Daisuki 2: Dainigakki
San

          Hari Senin, seperti biasanya aku sedang mengobrol bersama teman-teman, begitu pula dengan murid-murid lainnya di kelas 10. Lalu tak lama kemudian, Eri sensei datang dengan seorang murid. Kami semuapun berdiri, lalu membungkuk tanda salam.
          “Ohayou gozaimasu,” kata kami semua.
          Ohayou gozaimasu,” kata Eri sensei, Minna, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu.”
           Murid baru itu pun memperkenalkan diri. “Hajimemashite. Asuna Kobayashi desu. Juu go sai desu. Doozo yoroshiku onegai shimasu (Perkenalkan. Namaku Asuna Kobayashi. Umurku 15 tahun. Senang bertemu),” kata murid itu.
          “Asuna ini pindahan dari SMA Tatsunagi. Terimalah dia dengan baik, ya,” kata Eri sensei.
          Hai (iya),” jawab kami semua serempak.
          “Ja, Asuna-san, duduklah disebelah Gianna-san,” kata Eri sensei.
          Asuna lalu duduk di sebelahku, dan dengan senang hati aku mempersilahkannya duduk di sebelahku.
          “O namae wa nan desuka (namamu apa?)” tanya Asuna kepadaku.
          “Watashi wa Gianna desu. Doozo yoroshiku onegai shimasu (namaku Gianna. Senang bertemu denganmu),” jawabku kepada Asuna. Lalu, waktunya pelajaran Bahasa Jepang.
          Ketika istirahat pertama, aku memperkenalkan Asuna kepada teman-temanku, lalu kami mengobrol bersama di kelas.
          “Indonesia?” tanya Asuna.
          “Iya,” kataku. Lalu aku menceritakan alasanku sekolah di Jepang.
          Asuna lalu bertanya, “apakah kamu mempunyai ayah dan saudara di Indonesia, Gianna-san?”
          “Aku mempunyai ayah dan dua adik yang kembar. Laki-laki dan perempuan,” jawabku.
          “Kalau aku mempunyai dua kakak dan tiga adik,” kata Asuna.
          Aku dan teman-teman kaget. “Saudara kamu banyak sekali!” kata Reiko.
          Asuna hanya tersenyum. “Kalau Reiko-san, Nagisa-san, Daichi-san, dan Mitsuo-san punya saudara atau tidak?”
          “Aku mempunyai kakak perempuan, dan dia sedang kuliah S2 di Inggris,” kata Reiko.
          “Aku mempunyai adik perempuan. Dia satu sekolah denganku, dan dia duduk di kelas 2 SMP,” kata Daichi.
          “Kalau aku cuma anak tunggal, dan rasanya sepi kalau tidak punya saudara,” kata Nagisa.
          “Aku juga tidak punya saudara,” kata Mitsuo. Daichi mengelus punggungnya. Kemudian, bel masuk berbunyi. Waktunya pelajaran Seni Budaya.

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar