Senin, 13 Januari 2014

School Melodies part 3

     School Melodies: Part 3
 7 Desember 2012, School Melodies 2012, it’s finally here ! Alina pun sangat tidak sabar untuk bermain di Phantom of the opera demi membahagiakan ibunya. Keempat sahabatnyapun juga tidak sabar untuk memainkan peran mereka.
          Drama dimulai pada jam 07:00 pagi, jadi, Alina dan keempat sahabatnya harus datang jam 05:30 pagi. Pagi sekali, ya! Karena, mereka harus dirias dulu sebelum School Melodies dimulai. Jadi, mereka harus menggunakan kesempatan baik ini dengan lancar di panggung lantai 5 nanti.
          Jam 06:00, seperti biasanya Alina dan teman- temannya dirias oleh penata rias masing- masing. Oya, sebagian dari mereka telah mengundang keluarga mereka untuk datang ke NYIS untuk menonton. Alina mengundang ayah dan ketiga kakaknya untuk menonton, Stacy, dia mengundang kakak dan kakeknya, sedangkan Edward dan Hime, mereka tidak mengundang keluarga mereka karena ada urusan penting, jadi, nggak papa, lah......
          Tak lama kemudian, semua orang sudah berkumpul. Stacy mengintip dibelakang tirai, banyak sekali orang- orang yang datang. Dia mulai grogi.
          “Waduh, banyak orang, nih lin. Im getting a little nervous, bagaimana ini?” tanya Stacy.
          “Don’t be nervous, Stacy. Walaupun banyak orang, pikirkan pertunjukkan ini, jangan pikirkan orang- orang yang banyak itu, oke?” hibur Alina berusaha mentenangkan Stacy.
          “Oke, lin,” Stacy menghela napas lega. Lalu, Madame Hilton menghampiri mereka.
          “Kalian sudah siap, belum? Pertunjukkannya udah mau dimulai, tuh!” kata Madame Hilton.
          “Oke, Madame! Kami sudah siap,” kata Alina dan Stacy. Lalu, mereka bergegas ke belakang panggung.
          Sementara itu, di luar panggung......
          “Ladies and gentlemen, boys and girls, welcome to NYIS stage. Please, turn off your mobile phones and no flash protography. Do not talk, eat, drink, read, smoking, and don’t do something else that dangerous during the show, and now, put your hands together for our special NYIS School Melodies 2012: Phantom of the opera! ” ucap MC yang berbicara lewat alat pengeras suara.
          Pertunjukkan pun dimulai dengan Prolog dan Overture nya terlebih dahulu. Para penonton tampak terkagum- kagum dengan lampu Chandelier besar yang dinaikkan ke atas panggung pada saat musik Phantom of the opera dimulai. Setelah musik selesai, Lucille yang berperan sebagai Carlotta muncul dengan nyanyian pembukanya yang merdu, lalu, Gerald yang berperan sebagai Piangi muncul bersama murid-murid yang menjadi warga- warga Paris Opera House, salah satunya Christine Daae (Alina), Meg Giry (Stacy), dan gadis- gadis ballet yang lainnya. Mereka melakukan salah satu tarian di Phantom of the opera.
          Para penonton pun juga terkagum- kagum ketika melihat Alina menyanyikan lagu Think of me dengan selendangnya. Dia terlihat seperti penyanyi opera yang cantik ketika menyanyikan lagu itu. Ayahnya sungguh bangga dan terharu terhadap prestasi yang dimiliki putrinya itu. Ketiga kakak Alina, Veronica, Wendy, dan Eva, juga sangat bangga terhadap adik mereka.
          School Melodies : Phantom of the opera sudah mencapai babak kedua sekarang! Babak ini adalah babak dimana Christine mempunyai kesempatan untuk memilih diantara dua pilihan yang diberikan Phantom, tinggal bersamanya atau Phantom akan membunuh Raoul. Keputusan Christine adalah membuat akhir cerita Phantom of the opera .
          Akhirnya, babak keduapun selesai dan para pemeran kembali maju kedepan panggung dan memberi hormat kepada penonton.
          Setelah memberi hormat, para pemeranpun pergi ke belakang panggung kemudian ada yang menangis bahagia, bertos ria, dan berpelukan. School Melodies 2012 pun berakhir sukses.
          Liam dan Edward saling bertos ria. Stacy, dia tersenyum dan berteriak girang bersama teman- teman lain. Hime, matanya berkaca- kaca seperti mau menangis. Sedangkan Alina, tentu saja dia bangga karena dia telah berhasil memainkan peran Christine Daae untuk membahagiakan ibunya.
          Akhirnya, aku berhasil! batin Alina di dalam hati, ibu, aku harap kau menonton di alam sana. Kalau ibu menonton, ibu pasti bangga dan begitu juga aku. Aku bahagia sekali! Aku..... sungguh bersyukur bahkan sangat bersyukur sebab aku telah memainkan peran Christine Daae untuk ibu....
          Air mata mengalir ke pipi Alina. Terbayang, dia teringat pertunjukan Phantom of the opera yang dia tonton bersama ibunya. Diapun menyeka air matanya. Perasaan sedih, senang, haru, dan rindu, semuanya bercampur menjadi satu.
          Lalu, Stacy datang menghampiri dan menyodorkan tisu ke Alina.
          “Kau sungguh melakukan yang terbaik diluar sana, lin!” puji Stacy, “ibumu pasti akan bangga atas penampilanmu selama ini.”
          “Terima kasih, Stacy. Aku sangat menghargainya,” Alina menghapus air matanya dengan tisu yang Stacy berikan kepadanya, “kau juga sungguh melakukan yang terbaik.”
          Stacy tersenyum haru, diapun memeluk Alina erat. Alina membalas pelukan Stacy, lalu, diapun kembali menangis bahagia. Liam, Edward, dan Himepun ikut terharu melihat kedua sahabat mereka, rasanya mereka juga ingin berpelukan dengan Alina dan Stacy, tapi akhirnya, Alina dan keempat sahabatnyapun berpelukan. Suasana di belakang panggungpun menjadi begitu mengharukan.
          Tak lama kemudian, Madame Hilton datang dengan seorang lelaki di sebelah kanannya. Semua murid pun berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, sepertinya, Madame Hilton membawa sebuah kejutan untuk Alina dan teman- temannya. Kira- kira apa, ya?
          “Wow, lelaki itu...... sepertinya aku pernah membacanya di buku program Phantom of the opera ku,” gumam Alina setelah tangisnya mereda.
          “Really ? Siapa namanya?” tanya Liam penasaran.
          “Menurutku..... dia mirip Andrew Lloyd Webber,” jawab Alina.
          “Andrew Lloyd Webber?! The British Broadway Composer ? Cool !” kata Edward, lalu, Madame Hilton memulai pembicaraan.
          “Good afternooneveryone,” kata Madame Hilton.
          “Good afternoon, madame,” kata Alina dan teman- temannya serempak.
          “Okaynowi just wanted to saythis year School Melodies is all turned out success thanks to all of youwell done !” kata Madame Hilton. Semuanya bertepuk tangan. School Melodies 2012 pun berakhir sukses.
          “All right, then, because all of you really did well on this year’s School Melodies, i already brought someone in this theater, which is the British Broadway Composer of Cats, Song and Dance, Starlight Express, Aspect of love, Sunset Boulevard, The woman in white, and the one of the broadway musical that we play, Phantom of the opera,” jelas Madame Hilton. Semuanya ber- oh panjang.
          “Ohyeahand of courseim really looking foward of his next new musicalits called Love Never Dieswhich is the part 2 of the Phantom of the operaor should i say, this musical is continuing Phantom of the opera,” lanjut Madame Hilton, “nowhave one of you know what’s the name of this guy ?”
          “I knowmadame !” Alina menunjuk tangan, “he’s Andrew Lloyd Webber!”
          Semuanya kaget, sebagian juga ada yang tahu tentang Andrew Lloyd Webber. Alina sangat menyukai pria itu, dia mengetahuinya dari buku program Phantom of the opera, dan karena itu, dia mengangkat Andrew Lloyd Webber sebagai komposisi drama musikal favoritnya sebab dia adalah penggemar drama musikal.
          “That’s right Alinahe’s Andrew Lloyd Webberand i have brought him here only for seeing your Phantom of the opera presentationand he love it,” kata Madame Hilton senang.
          Semuanya kaget lagi, rupanya Andrew Lloyd Webberlah surprise yang akan Madame Hilton tunjukkan kepada mereka. Merekapun senang Andrew Lloyd Webber mengunjungi NYIS, mungkin dia akan memuji atas performance Phantom of the opera mereka.
          “OkAndrewtell them something,” bisik Madame Hilton kepada Andrew Lloyd Webber.
          Andrew pun maju, semuanya tampak sudah tidak sabar untuk mendengar apa yang dikatakan Andrew.
          “Congrats to all of you I love your performance All of you will received a Phantom’s mask !” kata Andrew sambil menunjukkan paket- paket topeng Phantom yang dia punya.
          Semuanya bersorak dan melompat- lompat kegirangan. Mereka pun bergegas pergi mengambil, tapi Andrew belum selesai berbicara.
          “Ohyeahand one more thingyou will find a yellow ticket on the box before you open it,” lanjut Andrew.
          Semuanya ber- oh panjang, lalu mereka mengantre untuk mengambil paket topeng Phantom bersama tiket kuning yang ada diatas paket. Mulai dari Liam, Alina, kemudian Stacy, Edward, dan seterusnya.
          Setelah semuanya mendapat paket topeng Phantom, mereka mengambil tiket kuning yang ada diatas paket, dan isinya..... ternyata sebuah tiket Love Never Dies !
          Semuanya terkagum- kagum ketika melihat tiket tersebut. Sepertinya Andrew Lloyd Webber akan mengajak mereka menonton.
          “Because your performance was great, I’ ll invite all of you to my musical play Love Never Dies, It will be perform tomorrow at New York Broadway Theatre.”
          Semuanya bersorak gembira sekali ketika mendengar mereka akan menonton Love Never Dies bersama Andrew di New York Broadway Theatre, lalu, mereka berfoto berfoto bersama Andrew dengan Topeng Phantom mereka dan pulang ke rumah masing-masing.
          Setelah School Melodies berakhir, Alina dan keempat sahabatnya pergi ke rumah Hime untuk merayakan kesuksesan School Melodies, dan dengan tiket Love Never Dies di tangan mereka, mereka sudah tidak sabar untuk menonton Love Never Dies besok, it was the best School Melodies ever!
           


Sabtu, 11 Januari 2014

School Melodies part 2

School Melodies: Part 2
Keesokan harinya.....
          Seleksi peran untuk School Melodies 2012: Phantom of the operapun tiba. Semua murid SMP NYIS tampak bersemangat, termasuk Alina dan keempat sahabatnya. Merekapun terpaksa harus melewatkan pelajaran IPA, tapi tidak apa- apa, mereka sudah terlanjur ikut seleksi peran untuk Phantom of the opera bulan depan sebab mereka sudah mendaftar untuk peran favorit mereka.
          Seleksipun berlangsung dengan sangat baik, tapi sebelum seleksi, Madame Hilton menunjukkan film Phantom of the opera. Tapi sebenarnya, Alina dan keempat sahabatnya sudah menonton filmnya kemarin di rumah Alina, tapi,It’s a good thing they have to watch it again! (#Sigh#). Setelah nonton, seleksi pun dimulai. Ketika seleksi berlangsung, dan ketika Alina latihan untuk pemeran Christine Daae, dia harus berlatih untuk bernyanyi merdu dan keras di lagu Phantom of the opera. Dia harus saling berlatih untuk itu.
          5 hari ke kemudian, hasil seleksi telah dipasang disamping pintu kelas 9. Mau tahu hasilnya? Nih!
HASIL SELEKSI
The Phantom of the opera: William Mcginty ( 9th grade)
Christine Daae: Aliana Johnson ( 9th grade)
Raoul (Vicomte de chagny): Edwardian Francoeur ( 9th grade)
Piangi: Geraldo Bernouli ( 8th grade)
Carlotta Giautelli: Lucillia Xavarius ( 9th grade)
Madame Giry: Himeko Akatsutmi ( 9th grade)
Meg Giry: Stacy Mcfarlane ( 9th grade)
Monsiour Andre: Ferdinand Jones ( 8th grade)
Monsiour Firmin: Stephen Alberque ( 8th grade)
Alina dan keempat sahabatnya kaget, mereka pun bersorak gembira. Akhirnya, mereka menjadi bagian dalam Phantom of the opera!
          “HOREEE!!!” sorak mereka serempak. Madame Hilton tersenyum di belakang mereka.
          “Wellwellwell, rupanya kalian senang sekali hari ini.” kata Madame Hilton.
          “Eh, Madame!” Liam menoleh sambil tertawa ketika melihat Madame Hilton.
          “Iya, kami senang sekali, Madame, sebab kami telah menjadi bagian dalam Phantom of the opera, hehehehe.....,” kata Edward.
          “Oooh, begitu. Sekarang, kalian masuk ke kelas dulu, jam 9, datang ke ruang musik, ya. Kalian mulai latihan hari ini. Untuk School Melodies nya, diadakan pada tanggal 7 Desember 2012 hari Sabtu, jadi, kalian harus memainkan peran kalian baik- baik, ya. Kebetulan hari ini tanggal 17 November, jadi masih lama. Lakukan peran kalian sebaik mungkin, ya,” jelas Madame Hilton.
          “YesMadamethank you Madame !” kata Alina dan keempat sahabatnya serempak, lalu, mereka masuk ke kelas dan mengobrol soal hasil seleksi tadi.
          “Jadi, lin, bagaimana perasaanmu hari ini? Senang, tidak?” tanya Hime.
          “Iya, aku seneng banget aku jadi Christine Daae, juga aku seneng banget kita berlima telah menjadi bagian School Melodies tahun ini,” jawab Alina sambil membetulkan kuncirannya.
          “Aku juga seneng banget, lin,” kata Liam, “lagi pula tahun ini adalah ketiga kalinya kita mengikuti School Melodies.”
          “Iya, kita sungguh melakukan yang terbaik ketika kita bermain di The Sound of Music sejak School Melodies 2010 waktu kita kelas 7,” kata Stacy, “kemudian tahun kemarin, Les Miserables, sekarang tahun ini, Phantom Of The Opera.”
          “Aku setuju apa yang kau katakan. Sejak kita pertama kali mengikuti School Melodies, aku jadi penasaran dan ingin mencobanya. Ketika aku telah mencobanya, akhirnya aku suka sekali School Melodies. Aku..... mau melakukanSchool Melodies tahun ini untuk ibuku. Karena, sejak kita Madame Hilton bilang School Melodies tahun ini adalah Phantom of the opera...... aku jadi teringat ibu yang mengajakku menonton drama musikal ini sejak aku berumur 9 tahun..... sebelum beliau meninggal karena Pheunomia....,” kata Alina dengan mata berkaca- kaca. Dari matanya, terlihat butir- butir air mata mengalir ke pipinya.
          Keempat sahabatnya ber-oh panjang, mereka pun sudah tahu bahwa Alina sayang sekali kepada ibunya, tapi semuanya berakhir tragis ketika penyakit Pheunomia telah mengambil nyawa ibu Alina.
          Edwardpun bangkit dari duduknya. Dia turut kasihan atas kematian ibu Alina. Diapun menepuk punggung Alina.
          “Sabar ya, lin. Kami semua turut sedih atas kematian ibumu. Kakakku juga mengalami hal yang sama seperti ibumu. Waktu aku berumur 10 tahun, kakakku meninggal juga karena Pheunomia.” hibur Edward.
          Alina menoleh ke Edward. “Really ?” tanyanya.
          “Yes,” jawab Edward, “setelah ibumu meninggal.”
          Alina mengangguk, diapun memeluk Edward. Edward membalas pelukan Alina.
          “Then, aku juga turut sedih atas kepergian kakakmu,” Alina menghapus air matanya yang kembali mengalir ke pipi.
          Kemudian, Liam, Hime, dan Stacy ikut memeluk Alina dan Edward, sehingga, suasana di kelas 9 menjadi haru.
          Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Alina dan keempat beserta teman- teman yang lain bergegas pergi ke ruang musik. Madame Hilton sudah menunggu dengan senyuman yang manis.
          “Good morningeveryone,” kata Madame Hilton.
          “Good morningmadame,” kata Alina dan teman- temannya.
          “Okaynowlast 5 days we allready done a role selection of this School Melodies. Did all of you allready seen the results of the selection ?” tanya Madame Hilton.
          “Yesmadame !” jawab Alina dan teman- temannya serempak.
          “Okaynowlet’s start practicingStart with Jerry as the autioneer,” kata Madame Hilton.
          Jerry yang berperan sebagai autioneer di Prolog Phantom of the opera pun maju. Lalu, latihan untuk School Melodies 2012 pun segera dimulai.
          Latihanpun berlangsung baik, apalagi nyanyian keras Alina sudah mulai perfect. Namun, ketika latihan berlangsung, ada 1 hal yang Alina dan teman- temannya pikirkan, ketika School Melodies selesai, Madame Hilton mempunyai Surprise untuk mereka, entah apa Surprise yang beliau punya itu.
          30 menit kemudian, latihanpun selesai dan waktunya istirahat. Alina dan teman- temannya merasa puas, walaupun capek setelah mengikuti latihan.
          Berjam- jam kemudian, waktu istirahat dan waktu untuk pelajaran- pelajaran yang lain selesai. Alina dan keempat sahabatnya pun pulang bersama naik bis, lalu, mereka pulang ke rumah masing- masing.
          Sesampainya di rumah, Alina bergegas masuk ke kamar dan mengganti seragam NYISnya dengan gaun tidur lengan panjang bewarna putih, lalu, dia memandang dirinya di cermin dengan mata berkaca- kaca, rupanya dia masih rindu dengan ibunya.
          Ibu, walaupun kau pergi, kau masih berada di hatiku. Kau sungguh berharga bagiku, dan, aku sungguh merindukanmu, ibu. School Melodies tahun ini, aku persembahkan untuk ibu, karena, School Melodies ini adalah Phantom of the opera, drama musikal yang pernah kita tonton waktu aku berumur 9 tahun, dan..... sebelum ibu meninggal, makanya, aku persembahkan drama musikal ini untukmu, hope you like it, batin Alina sambil menghapus air matanya yang kembali mengalir ke pipinya. Lalu, dia mengambil fotonya waktu dia berumur 9 tahun bersama ibunya, kemudian, dia menaruh foto tersebut diatas pianonya yang bewarna putih, lalu dia memainkan pianonya dan menyanyikan lagi Wishing you were somehow here again nya Phantom of the opera yang satu kalimat di lirik lagu diubah ( Father jadi Mother ) untuk ibunya.

 Wishing you were somehow here again
From: The Phantom of the opera
You were once my one companion
You were all that mattered
You were once a friend and father
Then my world was shattered
Wishing you were somehow here again
Wishing you were somehow near
Sometimes it seemed if I just dreamed
Somehow you would be here
Wishing I could hear your voice again
Knowing that I never would
Dreaming of you won't help me to do
All that you dreamed I could
Passing bells and sculptured angels
Cold and monumental
Seemed for you the wrong companions
You were warm and gentle
Too many years fighting back tears                                                
Why can't the past just die?
Wishing you were somehow here again
Knowing we must say good bye
Try to forgive teach me to live
Give me the strength to try
No more memories no more silent tears
No more gazing across the wasted years
Help me say goodbye ( 2x)

          Alinapun menutup pianonya, lalu dia mengambil foto dirinya dan ibu lalu menatapnya sambil membawanya kembali ke kamarnya.
          Sesampainya di kamar, air mata Alina menetes di foto itu. Dia pun bergegas menghapusnya dengan tisu.
          “Jaga baik- baik di surga, bu,” Alina menghapus air matanya, “aku akan melakukan yang terbaik untukmu tanggal 7 Desember nanti.”

          Alinapun menaruh fotonya dengan ibu di meja belajarnya, lalu, dia bergegas mengambil selimutnya dan tidur siang.

School Melodies Part 1

School Melodies: Part 1
Nama lengkapnya Aliana Johnson. Dia biasa dipanggil Alina. Ciri- cirinya, kulitnya putih, rambutnya pirang dan bewarna oranye. Umurnya 16 tahun, kelas 9. Dia lahir di Nebraska, 2 Mei 1996. Hobbynya? Dia suka menggambar dengan versi 3D, Modern Dance, Badminton, dan mendengarkan musik, tapi, menyanyikan lagu- lagu drama musikal adalah hal yang paling dia suka. Dia ingin menjadi seorang penyanyi drama musikal yang profesional. Sekarang, dia tinggal di New York bersama ayahnya dan ketiga kakaknya. Sejak Alina berumur 9 tahun, ibunya meninggal karena penyakit Pheunomia yang mematikan. Jadi, dia tinggal bersama ayah dan kakak- kakaknya saja di New York.
          Alina bersekolah di New York International School atau NYIS, salah satu sekolah swasta internasional di New York. Sekolah ini mempunyai 5 lantai, lantai 1 untuk TK dan Kantin, lantai 2 untuk SD 1, 2, dan 3, lantai 3 untuk SD kelas 4, 5, dan 6, lantai 4 untuk SMP, dan lantai 5 untuk Theatre sekolah tempat murid murid NYIS tampil. Alina suka sekali sekolah di NYIS, karena banyak fasilitas lengkap dan luas. Alina mempunyai 4 sahabat, diantaranya: William Mcginty ( Liam), Edwardian Francour ( Edward), Stacy Mcfarlane ( Stacy ( baca: Steisi) ), dan Himeko Akatsutmi ( Hime).
          Pagi itu, seperti biasanya Alina pergi ke NYIS bersama sahabat- sahabatnya. Mereka sangat bersemangat hari Senin ini, karena setiap hari Senin ada kelas musik, dan Alina dan sahabat- sahabatnya sangat menyukai musik.
          Sesampainya di kelas, bel masuk berbunyi, lalu, Alina dan sahabat- sahabatnya bergegas pergi ke kelas musik. Di dalam sudah ada teman- teman mereka dan guru musik mereka, Madame Hilton.
          “Good Morning, everyone,” kata Madame Hilton.
          “Good Morning, madame,” kata Alina dan murid- murid kelas 9 serempak.
          “Okay now i want you all to step foward one by one and show your musical talent. I’ll start with Alina, first,” Kata Madame Hilton.
          Lalu, Alina maju ke depan dan menyanyikan lagu Climb Every Mountain dari Sound Of Music. Ketika Alina bernyanyi, banyak murid yang menutup mata sambil mendengar nyanyian Alina yang merdu dan bagus seperti penyanyi- penyanyi opera, karena itulah, banyak murid yang menyukai Alina.
          Setelah Alina bernyanyi, Liam pun maju lalu dia menyanyikan lagu Bring Him Home dari pertunjukan drama musikal Les Miserables. Liam juga jago menyanyi. Cita- citanya? Dia ingin menjadi penulis lagu. Rambutnya hitam kecoklatan. Selain menyanyi, Liam juga pandai Sulap, memasak, dan Logika.
          Setelah Liam tampil, Stacy maju dengan biola. Dia menampilkan lagu Requiem nya Mozart. Stacy memang ahli dalam memainkan biola. Dia mulai bermain biola sejak dia berumur 11 tahun. Sekarang, dia berumur 15 tahun dan permainan biolanya sudah mulai bagus. Dia sangat menyukai idola- idola musik klasik. Diantaranya Mozart, Thaikovsky, dan Beethoven. Lagu- lagu yang dia sukai, ada Swan Lake ( Thaikovsky), Eine Klaine Nachtmusik ( Mozart), Symphony no. 9 ( Beethoven), dan lain- lain. Selain bermain biola, Stacy juga suka menyanyi dan Taekwondo. Dia bercita- cita menjadi seorang musisi.
          Kemudian, Edward melanjutkan pelajaran. Dia memainkan oboe. Dia menampilkan lagu Bolero karya Maurice Ravel. Dia sangat jago memainkan oboenya. Dia adalah anak pindahan dari Perancis ke New York. Sesuai dengan namanya, Edwardian Francoeur, namanya seperti orang Perancis. Rambutnya bewarna coklat tua. Selain bermain oboe, Edward juga pandai menyanyi, bercerita, dan Bahasa Perancis. Cita- citanya adalah menjadi sutradara seperti pamannya.
          Lalu, Hime maju dan menyanyikan lagu Dark Waltz. Dia asli orang Jepang. Dia pindah dari Jepang ke New York waktu SD kelas 4. Suaranya merdu seperti Alina. Selain menyanyi, Hime juga pandai berpidato dan membaca puisi bahasa Jepang. Cita- citanya adalah menjadi guru bahasa Jepang.
          Tak lama kemudian, setelah Alina dan teman- temannya menampilkan bakat musik mereka masing- masing, madame Hilton memberi pengumuman.
          “Bulan depan, SMP NYIS akan mengadakan School Melodies 2012,” kata Madame Hilton.
          “YEEEY!!!” seru murid- murid serempak, mereka memang suka kegiatan School Melodies. Itu adalah kegiatan dimana murid- murid SMP NYIS menampilkan drama musikal, seperti Les Miserables, Phantom of the opera, West Side Story, Hello Dolly, Annie, Disney Broadway : Mary Poppins, dan lain- lain, seperti tahun lalu, SMP NYIS menampilkan Les Miserables, dan Alina dan keempat sahabatnya telah lulus audisi untuk tampil di drama musikal itu. Alina sebagai Fantine, Liam sebagai Jean Valjean, Edward sebagai Marius, Stacy sebagai Cosette dewasa, dan Hime, dia menjadi Eponine.
          “Jadi, School Melodies tahun ini apa, Madame?” tanya Alina.
          “Tahun ini,” kata Madame Hilton, “kalian akan menampilkan Phantom of the opera.”
          “YEEEEEEEY!!!!” seru murid- murid serempak. Alina sangat menyukaiPhantom of the opera sebagai drama musikal favoritnya, karena, dia sudah menonton drama musikal itu sejak umur 9 tahun, sebelum ibunya meninggal dunia. Alina juga mempunyai banyak souvernir dari drama musikal tersebut. Ada Magnet kulkas, soundtrack, kalung, anting, film, dan buku programnya, dan sekarang, tahun ini, dia ingin sekali main di drama musikal itu.
          Anyways, back to the story!
          “Jadi, penentuan perannya gimana, madame?” tanya Edward.
          “Kita ngadakan seleksi peran besok,” kata Madame Hilton, “ mulai besok jam 9, kalian harus datang ke ruang musik ini, tapi sebelumnya, kalian harus mendaftar dulu di meja saya ketika istirahat, setuju?”
          “SETUJU!!!” seru murid- murid.
          “Hari ini, pelajaran musiknya cukup sampai di sini. Sekarang, kalian boleh kembali ke kelas!” kata Madame.
          “OK, THANK YOU, MADAME!” seru murid- murid, kemudian, mereka beranjak pergi kembali ke kelas karena sebentar lagi, pelajaran IPS akan segera dimulai.
          Setelah pelajaran IPS selesai, Alina dan keempat sahabatnya mengobrol tentang Phantom of the opera yang diberitahu madame Hilton tadi.
          “Kamu nanti mau berperan jadi siapa, Edward?” tanya Alina sambil menyendok nasi goreng pesanannya.
          “Aku, sih mau jadi Raoul,” kata Edward, “dia tampan banget.”
          “Kalau kamu, mau jadi siapa, Stacy?” tanya Alina.
          “Aku, sih mau jadi Meg Giry,” kata Stacy, “karena rambutnya pirang keemasan sepertiku, hehehe......”
          “Memang, Meg itu sangat mirip denganmu,” kata Liam. “aku ingin menjadi Phantom. Perannya bagus banget.”
          “Kalau aku, aku mau jadi Madame Giry,” kata Hime. “kalau kamu mau jadi siapa, lin?”
          “Aku.....” ketika Alina menjawab, ucapannya terpotong Edward.
          “Kurasa, kamu tuh, perfect jadi Christine Daae, lin. Maksudku, suaramu sangat mirip dengan dia,” kata Edward sambil mengunyah Tortelininya.
          Alina mengangguk. “iya, Phantom of the opera adalah salah satu drama musikal favoritku, dan Christine Daae, aku suka dia dan aku mau jadi dia.”
          Keempat sahabatnya ber- oh panjang. Merekapun senang Alina ingin menjadi Christine Daae, karena mereka pikir, Alina mirip sekali dengan Christine, juga suaranya yang merdu.
          Lalu, bel masuk berbunyi. Alina dan keempat sahabatnya pun kembali ke kelas untuk pelajaran Matematika.
          Sesampainya di kelas, guru Matematika Alina, mrs. Devon datang. Kemudian, pelajaran berlangsung baik sehingga bel pulang berbunyi.
          Alina dan keempat sahabatnya pun pulang, tapi, sebelumnya mereka pergi ke rumah Alina terlebih dahulu.
          Setelah sampai di rumah Alina, Alina menunjukkan koleksi soundtrack drama musikalnya. Banyak sekali! Ada 20 lagi! Ada Les Miserables, West Side Story, Rent, Monty Pyhton Spamalot, Grease, The Phantom of the opera,  Disney Broadway: Little Mermaid,  Disney Broadway: Lion King,  Disney Broadway: Mary Poppins, Disney Broadway: Aladin, Disney Broadway: Beauty of the beast, Hello Dolly, A chorus line, Jersey Boys, Wicked, Rock of ages, Cats,  Love Never Dies, Matilda the musical, dan Annie.
“Wah, koleksi broadway kamu banyak sekali, lin!” puji Liam.
“Hehehe, makasih, ya Liam,” kata Alina tersipu malu, “ aku juga punya film cerita Phantom of the opera nya.”
“Kamu punya filmnya?” usul Liam.
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita lihat proses ceritanya melalui film?” usul Liam.
Great idea !” Stacy terkagum- kagum dengan usul Liam. “bagaimana,guys ? Setuju, tidak?”
“Setuju!” seru Alina dan keempat sahabatnya serempak.
Lalu, Alina mengeluarkan film Phantom of the opera nya dari rak film, tapi film Phantom of the opera itu 25th anniversary, tapi nggak apa- apa, lah.
Ketika menonton, Alina dan keempat sahabatnya memperhatikan akting para tokoh Phantom of the opera dengan saksama. Akting, kostum, dan lagu- lagu, semuanya bagus. Alina paling suka lagu- lagu, semuanya bagus. Alina paling suka lagu- lagunya.
Tak lama kemudian, keempat sahabat Alina pulang. Mereka sangat puas menonton Phantom of the opera, sekarang, mereka sudah tahu drama musikal itu.

Hari sudah senja. Alina bergegas pergi ke kamarnya untuk tidur. Dia sangat tidak sabar untuk audisi besok. Dia berharap dia dapat bermain sebagai Christine Daae, seperti yang diinginkan sahabat- sahabatnya.