Sabtu, 11 Januari 2014

School Melodies part 2

School Melodies: Part 2
Keesokan harinya.....
          Seleksi peran untuk School Melodies 2012: Phantom of the operapun tiba. Semua murid SMP NYIS tampak bersemangat, termasuk Alina dan keempat sahabatnya. Merekapun terpaksa harus melewatkan pelajaran IPA, tapi tidak apa- apa, mereka sudah terlanjur ikut seleksi peran untuk Phantom of the opera bulan depan sebab mereka sudah mendaftar untuk peran favorit mereka.
          Seleksipun berlangsung dengan sangat baik, tapi sebelum seleksi, Madame Hilton menunjukkan film Phantom of the opera. Tapi sebenarnya, Alina dan keempat sahabatnya sudah menonton filmnya kemarin di rumah Alina, tapi,It’s a good thing they have to watch it again! (#Sigh#). Setelah nonton, seleksi pun dimulai. Ketika seleksi berlangsung, dan ketika Alina latihan untuk pemeran Christine Daae, dia harus berlatih untuk bernyanyi merdu dan keras di lagu Phantom of the opera. Dia harus saling berlatih untuk itu.
          5 hari ke kemudian, hasil seleksi telah dipasang disamping pintu kelas 9. Mau tahu hasilnya? Nih!
HASIL SELEKSI
The Phantom of the opera: William Mcginty ( 9th grade)
Christine Daae: Aliana Johnson ( 9th grade)
Raoul (Vicomte de chagny): Edwardian Francoeur ( 9th grade)
Piangi: Geraldo Bernouli ( 8th grade)
Carlotta Giautelli: Lucillia Xavarius ( 9th grade)
Madame Giry: Himeko Akatsutmi ( 9th grade)
Meg Giry: Stacy Mcfarlane ( 9th grade)
Monsiour Andre: Ferdinand Jones ( 8th grade)
Monsiour Firmin: Stephen Alberque ( 8th grade)
Alina dan keempat sahabatnya kaget, mereka pun bersorak gembira. Akhirnya, mereka menjadi bagian dalam Phantom of the opera!
          “HOREEE!!!” sorak mereka serempak. Madame Hilton tersenyum di belakang mereka.
          “Wellwellwell, rupanya kalian senang sekali hari ini.” kata Madame Hilton.
          “Eh, Madame!” Liam menoleh sambil tertawa ketika melihat Madame Hilton.
          “Iya, kami senang sekali, Madame, sebab kami telah menjadi bagian dalam Phantom of the opera, hehehehe.....,” kata Edward.
          “Oooh, begitu. Sekarang, kalian masuk ke kelas dulu, jam 9, datang ke ruang musik, ya. Kalian mulai latihan hari ini. Untuk School Melodies nya, diadakan pada tanggal 7 Desember 2012 hari Sabtu, jadi, kalian harus memainkan peran kalian baik- baik, ya. Kebetulan hari ini tanggal 17 November, jadi masih lama. Lakukan peran kalian sebaik mungkin, ya,” jelas Madame Hilton.
          “YesMadamethank you Madame !” kata Alina dan keempat sahabatnya serempak, lalu, mereka masuk ke kelas dan mengobrol soal hasil seleksi tadi.
          “Jadi, lin, bagaimana perasaanmu hari ini? Senang, tidak?” tanya Hime.
          “Iya, aku seneng banget aku jadi Christine Daae, juga aku seneng banget kita berlima telah menjadi bagian School Melodies tahun ini,” jawab Alina sambil membetulkan kuncirannya.
          “Aku juga seneng banget, lin,” kata Liam, “lagi pula tahun ini adalah ketiga kalinya kita mengikuti School Melodies.”
          “Iya, kita sungguh melakukan yang terbaik ketika kita bermain di The Sound of Music sejak School Melodies 2010 waktu kita kelas 7,” kata Stacy, “kemudian tahun kemarin, Les Miserables, sekarang tahun ini, Phantom Of The Opera.”
          “Aku setuju apa yang kau katakan. Sejak kita pertama kali mengikuti School Melodies, aku jadi penasaran dan ingin mencobanya. Ketika aku telah mencobanya, akhirnya aku suka sekali School Melodies. Aku..... mau melakukanSchool Melodies tahun ini untuk ibuku. Karena, sejak kita Madame Hilton bilang School Melodies tahun ini adalah Phantom of the opera...... aku jadi teringat ibu yang mengajakku menonton drama musikal ini sejak aku berumur 9 tahun..... sebelum beliau meninggal karena Pheunomia....,” kata Alina dengan mata berkaca- kaca. Dari matanya, terlihat butir- butir air mata mengalir ke pipinya.
          Keempat sahabatnya ber-oh panjang, mereka pun sudah tahu bahwa Alina sayang sekali kepada ibunya, tapi semuanya berakhir tragis ketika penyakit Pheunomia telah mengambil nyawa ibu Alina.
          Edwardpun bangkit dari duduknya. Dia turut kasihan atas kematian ibu Alina. Diapun menepuk punggung Alina.
          “Sabar ya, lin. Kami semua turut sedih atas kematian ibumu. Kakakku juga mengalami hal yang sama seperti ibumu. Waktu aku berumur 10 tahun, kakakku meninggal juga karena Pheunomia.” hibur Edward.
          Alina menoleh ke Edward. “Really ?” tanyanya.
          “Yes,” jawab Edward, “setelah ibumu meninggal.”
          Alina mengangguk, diapun memeluk Edward. Edward membalas pelukan Alina.
          “Then, aku juga turut sedih atas kepergian kakakmu,” Alina menghapus air matanya yang kembali mengalir ke pipi.
          Kemudian, Liam, Hime, dan Stacy ikut memeluk Alina dan Edward, sehingga, suasana di kelas 9 menjadi haru.
          Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Alina dan keempat beserta teman- teman yang lain bergegas pergi ke ruang musik. Madame Hilton sudah menunggu dengan senyuman yang manis.
          “Good morningeveryone,” kata Madame Hilton.
          “Good morningmadame,” kata Alina dan teman- temannya.
          “Okaynowlast 5 days we allready done a role selection of this School Melodies. Did all of you allready seen the results of the selection ?” tanya Madame Hilton.
          “Yesmadame !” jawab Alina dan teman- temannya serempak.
          “Okaynowlet’s start practicingStart with Jerry as the autioneer,” kata Madame Hilton.
          Jerry yang berperan sebagai autioneer di Prolog Phantom of the opera pun maju. Lalu, latihan untuk School Melodies 2012 pun segera dimulai.
          Latihanpun berlangsung baik, apalagi nyanyian keras Alina sudah mulai perfect. Namun, ketika latihan berlangsung, ada 1 hal yang Alina dan teman- temannya pikirkan, ketika School Melodies selesai, Madame Hilton mempunyai Surprise untuk mereka, entah apa Surprise yang beliau punya itu.
          30 menit kemudian, latihanpun selesai dan waktunya istirahat. Alina dan teman- temannya merasa puas, walaupun capek setelah mengikuti latihan.
          Berjam- jam kemudian, waktu istirahat dan waktu untuk pelajaran- pelajaran yang lain selesai. Alina dan keempat sahabatnya pun pulang bersama naik bis, lalu, mereka pulang ke rumah masing- masing.
          Sesampainya di rumah, Alina bergegas masuk ke kamar dan mengganti seragam NYISnya dengan gaun tidur lengan panjang bewarna putih, lalu, dia memandang dirinya di cermin dengan mata berkaca- kaca, rupanya dia masih rindu dengan ibunya.
          Ibu, walaupun kau pergi, kau masih berada di hatiku. Kau sungguh berharga bagiku, dan, aku sungguh merindukanmu, ibu. School Melodies tahun ini, aku persembahkan untuk ibu, karena, School Melodies ini adalah Phantom of the opera, drama musikal yang pernah kita tonton waktu aku berumur 9 tahun, dan..... sebelum ibu meninggal, makanya, aku persembahkan drama musikal ini untukmu, hope you like it, batin Alina sambil menghapus air matanya yang kembali mengalir ke pipinya. Lalu, dia mengambil fotonya waktu dia berumur 9 tahun bersama ibunya, kemudian, dia menaruh foto tersebut diatas pianonya yang bewarna putih, lalu dia memainkan pianonya dan menyanyikan lagi Wishing you were somehow here again nya Phantom of the opera yang satu kalimat di lirik lagu diubah ( Father jadi Mother ) untuk ibunya.

 Wishing you were somehow here again
From: The Phantom of the opera
You were once my one companion
You were all that mattered
You were once a friend and father
Then my world was shattered
Wishing you were somehow here again
Wishing you were somehow near
Sometimes it seemed if I just dreamed
Somehow you would be here
Wishing I could hear your voice again
Knowing that I never would
Dreaming of you won't help me to do
All that you dreamed I could
Passing bells and sculptured angels
Cold and monumental
Seemed for you the wrong companions
You were warm and gentle
Too many years fighting back tears                                                
Why can't the past just die?
Wishing you were somehow here again
Knowing we must say good bye
Try to forgive teach me to live
Give me the strength to try
No more memories no more silent tears
No more gazing across the wasted years
Help me say goodbye ( 2x)

          Alinapun menutup pianonya, lalu dia mengambil foto dirinya dan ibu lalu menatapnya sambil membawanya kembali ke kamarnya.
          Sesampainya di kamar, air mata Alina menetes di foto itu. Dia pun bergegas menghapusnya dengan tisu.
          “Jaga baik- baik di surga, bu,” Alina menghapus air matanya, “aku akan melakukan yang terbaik untukmu tanggal 7 Desember nanti.”

          Alinapun menaruh fotonya dengan ibu di meja belajarnya, lalu, dia bergegas mengambil selimutnya dan tidur siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar