Minggu, 04 Agustus 2013

Ballet is the best

Ballet is the best
Pengumuman
Tanggal 20 Februari 2010, akan diadakan lomba balet internasional Indonesia di Grand Ballet Theatre. Bagi yang mau ikut silahkan mendaftar ke Madame Caitlyn. Lombanya akan dilaksanakan pada:
Waktu: 07:30 – 14:00
Hari/Tanggal: Sabtu, 20 Februari 2010
Acara:  Indonesian Internasional ballet competition
Tempat: Grand Ballet Theatre
Hadiah para pemenang:
Juara 1: Piala, Medali, Sertifikat, satu paket 10 baju ballet, dan free tickets untuk menonton pertunjukan ballet Swan Lake
Juara 2: Piala, Medali, Sertifikat, dan uang tunai 100 juta rupiah
Juara 3: Piala, Medali, Sertifikat, uang tunai 80 juta rupiah
Juara Harapan 1, 2, 3: Piala, Medali, dan Sertifikat
Lomba Ballet? Aku mau ikut, ah!, gumam Britney dalam hati. Lalu, dia pun pergi ke kelas untuk memberitahukan pengumuman ini kepada keempat sahabatnya.
Brittany Amanda Zahra adalah seorang gadis remaja yang energik. Umurnya 14 tahun. Ciri- cirinya, rambut pirang dan bola matanya bewarna coklat tua, kulitnya putih, energik, dan Cheerful. Dia bersekolah di Jakarta’s Ballet School ( Sekolah Ballet Jakarta). Hobinya? Dia suka menulis cerpen, tari tradisional Indonesia, dan main DS. Tapi dia sangat menyukai ballet. Dia mulai menari ballet sejak dia berumur 8 tahun. Sekarang, dia makin lama makin menyukai ballet. Apalagi ketika dia main DS, dia sangat menyukai game Imagine Ballet Star, game tentang 3 gadis yg ingin meraih impian mereka menjadi penari ballet. Britney mempunyai 3 sahabat, Aulia, Dean, dan Meredith.
Anyways, back to the story.....
Sesampainya di kelas, Britney pun memberitahukan tentang pengumuman lomba ballet yang tadi dia lihat.
“Wow, lomba ballet? Kayaknya pasti seru, nih!” kata Meredith.
“Aku suka sekali ballet!” kata Aulia, “uuuuh, aku excited  banget, nih!” Aulia memang gadis yang girang sekali mendengar sesuatu yang menyenangkan.
“Aku juga suka ballet Aulia!” sahut Dean, “It’s sounds SOOOO Amazing !”
Britney tersenyum melihat ketiga sahabatnya.
“Ya sudah, ayo, kita daftar ke Madame Caitlyn!”
Aulia, Dean, dan Meredith mengangguk setuju, kemudian mereka pergi bersama Britney ke ruang guru untuk mendaftar lomba ballet ke Madame Caitlyn.
Setelah mendaftar, mereka dipersilahkan ke studio ballet untuk latihan untuk lomba sekarang, karena tidak ada pelajaran lain selain ballet, jadi latihannya sekarang. Tapi, mereka ganti seragam mereka dulu dengan baju ballet mereka. Di lomba ballet, para gadis harus memakai baju ballet sesuai dengan variasi ballet yang akan mereka tampilkan. Misalnya, Giselle, baju balletnya bergaya desa.
Sesampainya di studio ballet......
Madame Hailey masuk dengan papan jalan dan kertas daftar gadis gadis yang ikut lomba ballet. Jadi persyaratannya, masing- masing gadis harus menampilkan 2 variasi ballet yang mereka sukai, seperti satu gadis menampilkan variasi Aurora dari Sleeping Beauty dan Dulcinea dari Don Quixote. Jadi, Britney memutuskan untuk menampilkan variasi dari Giselle dan Swan lake. Untuk Aulia, dia memilih variasi Dulcinea dari Don Quixote dan Sugarplum fairy dari The Nutcraker. Dean memilih variasi Giselle ( sama seperti Britney) dan Myrtha dari Giselle. Sama ya, Hehehe.... Dan Meredith memilih variasi Raymonda dan Sleeping Beauty.
Okay Girls, ready for practice ?” tanya Madame Hailey.
Ready! “ jawab semua gadis.
Allright, sekarang kita mulai latihannya.” Kata Madame Hailey.
Kemudian, Britney maju ke depan. Dia menjadi peserta pertama dalam lomba ballet. Dia pun menampilkan variasi Giselle dulu, untuk variasi Odette dari Swan Lake, dia akan menampilkannya di urutan 11.
Ketika Britney menari, Aulia, Dean, dan Meredith memperhatikan movements dan passion yang dimiliki Britney. Mereka tersenyum melihatnya. Bagus sekali tarian yang ditampilkan Britney, menurut Aulia, Britney menari seperti seorang angsa yang cantik.
Setelah Britney tampil lalu dia menunduk, semuanya bertepuk tangan. Memang variasi Giselle itu adalah variasi yang cheerful menurutku. Hehehe......
Bravo ! Thank you, Brittany Amanda Zahra. Next, Auliana Ramadhani.” kata Madame Hailey sambil menulis nama variasi di baris tempat absen Britney.
Aulia pun maju dengan tutunya yang bewarna biru muda berkilauan. Ketika musiknya dimainkan, mulailah dia menari dengan girangnya. Dia pun menampilkan variasi Dulcinea dari Don Quixote dulu.
Setelah Aulia tampil, Meredith pun maju dan menampilkan variasi Raymonda. Lalu, latihan dilanjutkan Dean, kemudian gadis- gadis yang lainnya. Latihan lomba ballet itu berlangsung sampai hari Jumat, karena lomba ballet deselenggarakan hari Sabtu.
Setelah latihan ballet berlalu, Britney dan ketiga sahabatnya beristirahat di kantin. Mereka capek sekali setelah latihan. Sambil makan, mereka membicarakan tentang sejak kapan mereka ikut ballet.
“Kamu ikut ballet sejak kapan, Aulia?” tanya Meredith sambil menyendok nasi goreng sosis favoritnya.
“Aku mulai ikut ballet ketika aku berumur 6 tahun. Orang tuaku menyuruhku les ballet karena aku selalu mencoba gerakan gerakan ballet sendiri, tapi aku sering jatuh. Jadi, aku sudah mulai bisa ketika aku les ballet. Rasanya enak dan nyaman, deh,” jelas Aulia.
“Wah, beda sama aku, dong! Aku mulai ikut ballet ketika aku berumur 8 tahun. Kakak perempuanku sangat terbiasa dengan ballet, aku jadi berpikir, aku juga ingin menjadi penari ballet profesional seperti kakakku. Jadi, orang tuaku menyekolahkan ku di sini. Sekarang, aku jadi bisa menari ballet daripada tari tradisional Indonesia,” jelas Britney sambil memakan makaroni panggangnya.
“Kalau aku, aku mulai belajar ballet sejak aku TK. Aku jadi terinspirasi dengan ballet ketika aku melihat sahabatku Meredith menari ballet. Di sini lah aku disekolahkan ibuku. Karena aku tidak bisa semua gerakannya, untung Meredith mengajariku.” jelas Dean.
“Awww Dean, Don’t make me blush !” pipi Meredith memerah. Dia malu ketika Dean bilang Meredith selalu mengajari Dean cara menari ballet.
Semuanya tertawa.
Britney dan ketiga sahabatnya pun sangat bahagia sekali bisa bermimpi menjadi penari profesional seperti teman, adik, kakak, atau ibu mereka. Mereka juga berharap dapat membuat keluarga mereka bahagia.
4 hari kemudian, lomba balet pun tiba. Britney sangat tidak sabar. Aulia, Dean, dan Meredith pun juga exicted  banget. Mereka pun pergi bersamaan ke Grand Ballet Theatre dengan girang. Mereka sudah berpakaian dan didandan lalu berkumpul di belakang panggung bersama gadis- gadis yang lain. Semua orang sudah datang, termasuk keluarga para gadis yang ikut lomba lain. Pembawa acara, Madame Raquelle datang ke depan panggung.
Good Morning, everybody !” sapa Madame Raquelle lancang.
Good Morning !!!” sapa semua orang.
“Alhamdullillah, kita semua dapat berkumpul di sini. Hari ini, kita akan mengadakan lomba balet bernama Indonesian Ballet Competition. Berarti, lomba ballet ini untuk gadis- gadis Indonesia yang selama ini menyukai ballet, dan itu termasuk anak anak para hadirin semua.” Jelas Madame Raquelle.
Semua penonton bertepuk tangan.
“Hehehe, sekarang kebetulan, gadis- gadis sudah siap untuk menampilkan variasi ballet pilihan mereka. Bisakah kita mulai lombanya?” tanya Madame Raquelle.
“IYAAA!!!” seru penonton.
“Bisa kita mulai?!” tanya Madame Raquelle lagi.
“IYAAAAAA!!!!!” seru penonton keras sekali.
“Oke, sekarang kita mulai lombanya!” kata Madame Raquelle.
Semua penonton bertepuk tangan.
All right now, peserta pertama, menampilkan variasi Giselle, Brittany Amanda Zahra dari Jakarta’s Ballet School!!” kata Madame Raquelle.
Semuanya bertepuk tangan ketika musik dimainkan dan Britney maju.
Britney sungguh mempunyai potensial dalam menari. Beberapa orang terkagum- kagum melihat Britney menari dengan anggunnya. Tapi yang paling kagum adalah kak Errie, kakak Britney. Dia bangga dengan kemampuan yang dimiliki adiknya walaupun tariannya bagus, tapi Britney lebih bagus daripada kakaknya, tapi kak Errie tidak marah, dia tetap menyemangati Britney.
Setelah Britney tampil, semuanya bersorak dan bertepuk tangan untuk Britney. Britney pun membungkuk tanda terima kasih.
Kemudian, Aulia maju lalu menampilkan variasi Dulcinea dari Don Quixote, menurutku hampir seperti variasi Giselle, karena akhirnya jalan sambil berputar. Pokoknya, sama, deh.
Setelah Aulia tampil, tiba giliran Meredith dengan variasi Raymonda. Dia menampilkan variasi Raymonda yang kedua, karena musiknya diiringi piano dan lagu seperti tepuk tangan.
Lalu, Dean maju dengan variasi yang sama seperti Britney, Giselle. Ya, di lomba ballet ini, variasinya boleh sama, kok!
Kemudian, lomba ballet pun dilanjutkan oleh gadis- gadis dari sekolah lain. Sebagian ada yang sama seperti Britney dan ketiga sahabatnya. But you know what, Britney kembali tampil dengan variasi Odettenya, just like what i say, masing- masing gadis harus menampilkan dua variasi ballet favorit mereka.
Lalu, Aulia maju dengan variasi keduanya. Dia menampilkan variasi peri sugarplum dari The Nutcraker. Dia seperti peri ballet yang cantik.
Lomba pun dilanjutkan Meredith dengan variasi putri Aurora dari Sleeping Beauty. Kemudian Dean menampilkan variasi yang juga dari Giselle, yaitu variasi Myrtha.
Indonesian Ballet Competition pun berlangsung baik. Britney dan ketiga sahabatnya pun sangat puas dengan tarian- tarian yang mereka tampilkan. Mereka berharap mereka memenangkan lomba ballet ini.
Tak lama kemudian, waktunya pemenang lomba.
“Ada 6 pemenang dalam lomba ini. Juara harapan III Indonesian Ballet Competition adalah, Qelya Husein dari Bogor’s School of arts!”
Qelya maju. Semuanya bertepuk tangan.
“Juara harapan II, Melyssa Valeriana Syarif dari Global Ballet School!”
Melyssa maju ke depan.
“Juara harapan III, Meredith Salsabila dari Jakarta’s Ballet School!”
Meredith kaget bukan main, dia hampir jatuh dari kursinya. Dia pun maju ke panggung saking senangnya.
“Juara III, Auliana Ramadhani dari Jakarta Ballet School!”
Aulia pun maju ke panggung. Dia pun melompat- lompat kegirangan sampai panggung bergetar.
“Juara II, Melanie Kenanga Putri  dari Medan’s Ballerina School!”
Melanie maju. Britney dan Dean masih menunggu siapakah yang akan memenangi juara pertama.
 “Juara I,”
Musik pun dimainkan.
“Brittany Amanda Zahra dari Jakarta Ballet School!”
Britney kaget sekali. Dia menutup mulutnya. Kedua matanya berkaca- kaca, dia ingin menangis. Dean, dia malah tersenyum walaupun dia sedih dia tidak menang.
“Britney, selamat, ya!” kata Dean sambil memeluk Britney.
“Terima kasih, hiks... kamu juga selamat, ya,” kata Britney membalas pelukan Dean. Dia pun maju ke panggung. Dia tidak dapat menahan air mata yang dia bendung di matanya.
Ballet is the Best, right?” tanya Aulia.
“Iya, Ballet is the Best. Aku tidak akan melupakan kemenangan ini,” jawab Britney sambil memeluk Aulia dan Meredith.
Semuanya bertepuk tangan sekeras- kerasnya setelah pengumuman pemenang selesai. Semua juara saling berpelukan sambil menunggu penghargaan mereka datang. Meredith bertepuk tangan di hadapan penonton, Aulia melompat- lompat kegirangan saking senangnya, dan Britney menangis bahagia ketika mendengar tepuk tangan semua orang. Air mata mengalir di pipinya. Dia dapat melihat Kak Errie melambai-lambai kepadanya, juga ibunya yang memfoto Britney.
“Britney, kok kamu nangis? Senang, ya?” tanya Meredith sambil menghapus air mata Britney dan mengelus punggungnya. Britney mendengus sambil tersenyum. Dia mencoba menahan air matanya.
“Iya, aku nangis, aku bahagia sekali ketika aku mendengar aku juara pertama..... waktu lomba ballet tahun kemarin, hiks, aku masih mendapat juara dua, tapi...... di lomba ballet ini, aku sudah menjadi juara pertama dan sungguh momen yang indah dan membahagiakan bagiku, hiks.....,” jawab Britney sambil menghapus air matanya yang mengalir ke pipi. Dia bahagia sekali, dia tidak bisa berhenti menangis.
Meredith tersenyum haru lalu memeluk Britney. “aku tahu perasaanmu, Britney. Selamat, ya.”
Britney membalas pelukan Meredith. “Terima kasih.....kamu, Hiks....juga selamat, ya......,” kata Britney, tidak kuat menahan tangisnya.
 Kemudian, wali kelas Britney, Madame Shanna membagikan penghargaan kepada para juara. Setelah itu, Britney, Aulia, dan Meredith turun untuk memeluk Dean yang tidak mendapat penghargaan. Dia agak sedih, tapi tidak papa, yang penting dia sudah berusaha.  
Setelah berpelukkan, Britney dan ketiga sahabatnya menyerukan kata Ballet is the best bersama- sama. Mereka tidak akan melupakan tarian yang mereka tampilkan di  Indonesian Ballet Competition tadi, terutama Britney, dia sungguh bersyukur dengan kemampuan yang dia miliki dan menjadi juara pertama dalam Indonesian Ballet Competition, dan telah membahagiakan keluarganya. Lalu, dengan piala, medali, sertifikat, satu paket berisi 10 baju ballet dan tiket nonton pertunjukan ballet Swan Lake di tangannya, dia merencanakan untuk mengajak ketiga sahabatnya nonton Swan Lake besok.

Sekali lagi, BALLET IS THE BEST.

Minggu, 17 Maret 2013

Erin's Birthday Suprise



Erin’s Birthday Surprise
That day was a very special day for Erin. It was her birthday! She was so excitedbecause she was certain that her family and friends remember her birthday. She wondered what presents she was going to get. But she would make sure of it.
Erin quickly dressed up and went down to the kitchen where her mother was preparing breakfast for the family. She looked at the table and she saw boxes of cereal and milk, the usual breakfast the family had.
"Hey mom!” said Erin, “Do you know what day is today?”
Her mother stoped washing the dishes and turned to her. She answered, “Well, the last time I check, today is Saturday.” Then mother continued to wash the dishes.
Erin was stunned. How come mother didn’t remember that today it’s my birthday, she thought to herself. She then ate her breakfast in silence. And where are father and Gina? Aren't they going to give me a birthday wish?
After having her breakfast, Erin went back to her room. She felt sad because no one seemed to remember her birthday. Mother didn't say a word either for she kept busy doing her housechore. She didn’t know that her family actually did not forget about her birthday. They were planning to make a surprise party for Erin.
Up in Erin sister's, Ginamother, father and Gina were preparing Erin's birthday party.  
"So, how is the preparation going?" mother asked Gina. "Erin looked sad because none of us gave her wishes." “We have to make a great surprise party to make it up.”
“Have you invited all her classmates?” asked father.
 Gina nodded. "They will come at 3 o'clock as I told them. They all are anxious to come. They love Erin that they will not miss her party." Gina turned to father. "Have you called grandma and grandpa? Uncle Joe and aunt Hailey and their kids? "asked Gina.
"Yes, I have called them, and they confirmed they would come. In fact, Uncle Joe is going to buy a pinata. I think Erin will love that," answered father.
“I need to decorate the house," said mother. "Who is going to take Erin out of the house until everything is ready and everyone comes?"
Father looked at Gina. "It must be you, Gina, because I must get the birthday cake from the bakery." Gina agreed. She would ask Erin to accompany her to the library. Erin always loved to go to the library.
Gina then went to Erin's room. Erin was reading books. She was upset that no one remembered her birthday. She expected that at least they gave her birthday wishes.
"Erin, I need to return some books to the library. Would you like to come?" Erin agreed. She was too upset to stay home. If no one was care, she would rather spend her birthday by reading books... a lot of books.
It was almost 3 o'clock. Everyone was ready at Erin’s house. There were Gina and Erin' grandparents, Uncle Joe and aunt Hailey and their three children, and Erin' classmates. The whole room was decorated, and the cake was ready on the table. The pinata was hanging in the terrace. They were waiting to surprise Erin.
Father peeked at the window. He saw Erin and Gina were approaching the house. "They are almost here," he told everyone in the room. "Get ready and be silence. We surprise Erin when she opens the door."
After opening the gate, Gina stopped Erin. "Ouch!” shouted Gina.
"What's wrong, Gina?"asked Erin. Gina pretended to winch.
"I think there is something inside my shoe. It hurts the sole. Could you please open the door?"
Without hesitation, Erin ran to the door.
She was still looking at Gina when she openned the door. Suddenly she heard people shouted,
“SURPRISE!!!!”
 Erin jumped. She held on the door handle. Her heart pounded hard. She looked inside the house. Everyone she knew was there. There were her classmates: Nikki, Bailey, Cheryl, Merrick, even the snobbish Alice. They all were smiling at her. Then there were her cousins, uncle Joe, aunt Hailey, grandmother and grandfather. THEY REMEMBER HER BIRTHDAY!!!
 “Oh my goodness. Are you all here for my birthday?," she asked them. "I thought you forgot about my birthday,” Erin turned to her parents. Her mother was carrying a birthday cake with fourteen candles on top of it.
“But we do remember, little sister,” said Gina behind her, “we just pretended because we wanted to make a surprise party for you. You never had a surprise party before, didn't you?."
Erin smiled happily. She went to the table where the cake was. She closed her eyes and  made a wish. She wished for her parents and sister to love her unconditionally. Then she blew the candles. Everybody clapped their hands and  sangHappy BirthdayOne by one gave her kisses on the cheeks. Erin hugged her parents tightly and whispered, "thank you mom and dad. I love you both very much."
Mom smiled. "We love you too, Erin."
"So, what do you wish for, Erin?” asked Gina.
"I'm not going to tell you, "answered Erin. "It's a secret. But I wish this party makes everyone happy. And I thank you  to make this  party. It’s  very special birthday.” Erin then hugged her sister. "You are a wonderful sister." 
"You are too, Erin." Gina kissed her.
Then they saw Uncle Joe standing up. "Kidslet's go outside to the terrace. It's time to hit the pinata. line up.” 
"Hurrayy!!," the kids shouted. They made a line and took turn to hit the pinata. They cheered and laughed when someone had his/her turn and missed the pinata. It was Erin's turn. Uncle Joe blindfolded her with a handkerchief. She then walked forward and swung the bat hard.
PRACK!!!
"Erin, you did it!!. You hit the pinata," shouted the others.
"Go, get the candies!" Erin took off the handkerchief and saw her friends picked up the candies that fell fown from the pinata.She quickly joined her friends to get the candies.
Mother came out to call them up. "Kids, don't eat the candies now. We're going to have the cake. You can bring the candies home." They then ran up inside the house to get the cake. Erin had one too. The cake was decorated with white and yellow rises, and it was double-layered with caramel in the middle. It was delicious, and everyone seemed to enjoy it. Erin hoped mother would save some for tomorrow.

Finally it was time to open the presents. They gathered to see what's inside the presents.  Erin was  happy. She liked all the presents because they were given as proofs that people loved her. She was also glad that everyone had a good time at her party. It was a great birthday party ever.