Nihon Daisuki!
Kyuu
Keesokan harinya setelah festival
sekolah berakhir, aku dan Mama pergi ke taman sakura untuk piknik, karena hari
ini adalah hari Minggu, dan Sekolah Itsumura libur di hari Minggu. Jadi, waktunya untuk melakukan sesuatu menyenangkan!
Saat piknik di taman sakura, aku
sangat menikmati piknik ini, karena suasana di taman Sakura sangat indah. Aku
melihat putik-putik bunga Sakura berjatuhan, lalu aku menangkap beberapa putik
untuk diletakkan di jurnalku.
Namun, ketika aku sedang menikmati
suasana saat piknik, tiba-tiba....
“Gianna-san!” Seseorang mengagetkanku.
Aku lalu menengok ke belakang. Ternyata Reiko!
“Reiko-san!” seruku. Kami berdua pun
berpelukan, lalu kami duduk dan mengobrol bersama setelah aku meminta izin
kepada Mama.
“Kamu suka Sakura, ya?” tanya Reiko.
“Iya,” jawabku, “aku suka membayangkan
diriku di Jepang lalu menikmati banyak hal menarik, terutama menikmati suasana
di taman sakura karena dia suka melihat gambar-gambar Pohon Sakura dan
orang-orang yang piknik dibawahnya.”
“Aku juga mengalami hal yang sama,”
kata Reiko, “piknik di pohon sakura sangat menyenangkan, apalagi sama teman dan
keluarga.”
“Iya,” kataku, “sekarang aku senang
banget bertemu denganmu, lalu kita mengobrol bersama ketika piknik.”
Reiko tersenyum. Lalu aku melanjutkan,
“tapi, pikniknya akan lebih seru kalau seluruh keluargaku di sini. Tapi mereka
di Indonesia dan aku cuma tinggal bersama mamaku di sini. Aku merindukan papa,
adik-adik, kakek, nenek, om, tante, dan sepupu-sepupuku.” Lalu, mataku
berkaca-kaca.
Reiko mengelus pundakku. “Yang sabar
ya, Gianna. Aku mengerti perasaanmu. Tapi kan kamu sudah mempunyai teman-teman
di sini, dan kami beruntung mempunyai kamu, karena walaupun kamu dari luar
negeri, kamu sangat berarti, dan kamu menginspirasi kami dengan membagi bagian
dari budayamu.”
Aku tersenyum haru mendengar kata-kata
Reiko, lalu aku memeluk Reiko. “Terima kasih, Reiko-san,” kataku.
“Sama-sama,
Gianna-san,” kata Reiko.
Hari pun mulai sore. Aku lalu
berpamitan dengan Reiko lalu kembali ke apartemen bersama Mama naik taksi.
Malamnya setelah Shalat Magrib, aku
dan Mama mengobrol kembali dengan keluarga di laptop Mama karena kangen.
******
“Kamu kangen banget ya, sama kita?”
tanya Mas Edwin.
“Ya, iyalah,” kataku, “aku kangen sama
obrolan kita, waktu kita main banyak permainan, dan aku juga kangen sama tawa
kita.”
“Well, sekarang karena Kak Gianna sudah
pulang, kita bisa ngobrol sama ketawa lagi, deh!” kata Roni. Kami semua pun
tertawa. Lalu aku melanjutkan cerita.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar