Nihon Daisuki!
Go
Setelah pelajaran memasak selesai, waktunya
istirahat. Aku dan keempat temanku mengobrol di taman sebelah sekolah. Kami
mengobrol tentang anime favorit kami dan hal-hal menariknya.
Tak lama kemudian, waktu istirahat pun
selesai. Aku dan teman-temanku bergegas pergi masuk ke kelas.
Sesampainya di kelas, tiba-tiba saja
aku menyadari ada satu murid yang kurang.
“Mitsuo-san kemana, sih?” tanyaku.
“Entahlah. Mungkin dia lagi ke toilet,”
kata Nagisa.
Lalu, Daichi datang dengan
terengah-engah. “Celaka! Bencana!” serunya.
“Aduuh, Daichi. Bikin aku kaget saja!”
gerutu Reiko, “ada apa?”
“Lihat surat ini,” kata Daichi, “surat
ini berhubungan dengan Mitsuo!”
Kami langsung membaca surat itu. Kami menculik Mitsuo. Kalau kalian tidak
menemukannya, dia akan celaka! Begitulah tulisan di surat itu. Kami semua shock.
“Apa yang harus kita lakukan?” Daichi panik sekali, “Mitsuo pasti dalam bahaya besar!”
“Sudahlah, Daichi. Jangan panik.
Bagaimana kalau kita laporkan kejadian ini ke Eri sensei,” kataku, “setelah itu, kita cari Mitsuo sepulang sekolah.
Bagaimana?”
“Setuju!” jawab teman-teman serempak.
Lalu aku, Reiko, Nagisa, dan Daichi pergi ke ruang guru untuk menunjukkan surat
penculikan Mitsuo ke Eri sensei.
Beliau terkejut sekali setelah membaca surat tersebut. Beliau lalu menyuruh
kami masuk kembali ke kelas dan beliau akan menelpon kedua orang tua Mitsuo.
******
Pulang sekolah, aku mengirimkan pesan
ke Mama kalau hari ini dan teman-teman langsung pergi mencari Mitsuo di berbagai
tempat. Kedua orang tua Mitsuo juga ikut mencari bersama para guru. Mereka shock sekali setelah mengetahui putra
mereka diculik.
Setelah kecapaian mencari, tidak ada
tanda dimana Mitsuo berada. Kami pun meminta maaf kepada orang tua Mitsuo.
Untung saja mereka bilang tidak apa-apa. Lalu kami bergegas pulang ke rumah
masing-masing dengan perasaan sedih.
Sesampainya di apartemen, aku
menceritakan kejadian tadi kepada Mama.
“Masya Allah,” Mama terlihat shock, “kenapa dia bisa diculik seperti
itu, nak?”
“Gianna sendiri juga nggak tahu, Ma,”
jawabku, “tadi habis istirahat, Gianna sama teman-teman langsung ke kelas, tapi
Mitsuo nggak ada. Reiko bilang mungkin dia lagi di toilet. Terus Daichi datang.
Dia panik banget. Terus dia menunjukkan surat. Surat itu...berisi kalau Mitsuo
diculik.”
Mama lalu mengelus punggungku. “Udah.
Jangan sedih. Kamu doakan saja dia. Mama yakin, Mitsuo akan baik-baik saja,
kok.”
Aku tertegun. Yang dikatakan Mama
benar. “Terima kasih, Ma,” kataku. Lalu kami berdua bergegas pergi makan siang.
Setelah itu, aku Shalat Ashar, dan setelah selesai shalat, aku berdoa.
“Ya Allah, semoga Mitsuo cepat
ditemukan, datangkanlah keajaiban kalau Mitsuo baik-baik saja, ya Allah. Amin
ya rabbal alamin,” doaku.
******
“Hiiiy.... Rani jadi takut nih,” kata
Rani, “soalnya sekarang ada banyak penjahat, kan?”
“Iya,” kata Roni, “tapi kan ada Kak
Gianna yang siap melindungi kita.”
Aku tertawa kecil. “Tapi kamu juga
mesti lindungin Rani dong, Ron. Walaupun kalian kembar, tapi kamu yang pertama
lahir.”
“Oke, oke. I got it,” keluh Roni, “sekarang lanjutkan ceritanya, Kak.”
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar