Nihon Daisuki 2: Dainigakki
Hachi
Keesokan harinya, aku dan teman-temanku
berkumpul di meja Daichi. Kami merasa sepi karena Asuna sedang dirawat.
Lalu aku bangkit dari kursi dan
berkata, “minna-san, aku mempunyai
ide yang sangat bagus.”
“Hah, ide apa, Gianna-san?” tanya
Reiko.
“Minna-san, bagaimana kalau masing-masing
kita buat kartu buat Asuna?” kataku.
“Hah, kartu apa, Gianna-san?” tanya
Mitsuo.
“Kartu ucapan semoga sembuh, supaya
Asuna tidak selalu sedih ketika dirawat,” jawabku.
Reiko, Nagisa, Daichi, dan Mitsuo
melihat satu sama lain. Lalu Daichi bilang, “oke. Kami setuju.”
Aku mengangguk. Lalu aku bilang, “kita
bilang Eri sensei dulu mengenai idenya, ya.”
“Oke!” kata Reiko, Nagisa, Daichi, dan
Mitsuo serempak.
Lalu bel masuk sekolah berbunyi. Kami
bergegas duduk di kursi masing-masing. Kemudian Eri sensei masuk dan
memberitahukan soal Asuna dirawat. Lalu aku menunjuk tangan dan maju ke depan
untuk memberitahukan soal membuat kartu ucapan semoga sembuh untuk Asuna. Eri
sensei pikir itu ide yang bagus, lalu beliau bilang kebetulan Yoshi sensei,
guru Matematika hari ini tidak masuk, jadi aku dan teman-teman bisa membuat
kartunya di waktu pelajaran itu.
******
Berjam-jam kemudian, aku dan
teman-teman membuat kartu ucapan semoga sembuh untuk Asuna. Masing-masing
membuat satu kartu. Guru seni, Tadao sensei juga ada di kelas untuk mengawasi
kami.
******
Sepulang sekolah, aku dan teman-teman
bergegas pergi ke rumah sakit Kibe untuk menjenguk Asuna lagi. Kami tidak lupa
membawa kartu-kartu yang kami semua buat.
“Bagaimana, Asuna-san? Kamu suka?”
tanyaku setelah sampai di kamar Asuna.
“Gianna-san...” kata Asuna, “aku suka
sekali!”
“Ini semua berkat Gianna-san,” kata
Mitsuo.
“Arigatou,”
kataku, “Asuna-san, semoga sembuh, ya.”
“Hai,”
kata Asuna, “arigatou gozaimasu,
minna-san. Aku sayang kalian.”
Kami semua berpelukan. Perasaan kami
bercampur diantara senang dan sedih, karena kami masih ingin Asuna di dekat
kami.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar