Nihon Daisuki 2: Dainigakki
Go
Hari Minggu ini, aku dan teman-teman
akan pergi berkunjung ke rumah Asuna. Kami berkumpul dulu di Sekolah Itsumura,
lalu kami pergi ke rumah Asuna diantar oleh Asuna dan supir keluarganya.
“Asuna-san,
anata no uchi wa yoi desune ( Asuna, rumahmu bagus sekali),” puji kami
kepada Asuna setelah kami sampai ke rumahnya.
Setelah memasuki rumah, Asuna
memperkenalkan Ayah, Ibu, kedua kakaknya, Kyousuke dan Fumiko, dan ketiga
adiknya, Michiru, Hiira, dan Riki kepada kami. Lalu kami pergi ke kamar Asuna
di lantai dua.
Sesampainya, kami kembali
terkagum-kagum. Sekarang, kami kagum dengan kamar Asuna yang luas dan
poster-poster Ballerina di tempat tidur dan di samping tempat tidur.
Aku pun bertanya, “kamu suka ballet,
Asuna-san?”
“Hai
(iya),” jawab Asuna, “aku sudah menari ballet sejak umur 5 tahun.”
Daichi lalu berkata, “pantas ada 2
poster ballerina di kamarmu.”
Reiko lalu bertanya, “apakah kamu
mengikuti kursus ballet?”
“Hai
(iya),” jawab Asuna, “aku mengikuti kursus ballet setiap hari Selasa dan Kamis sepulang
sekolah.”
Kami pun kaget mendengar perkataan
Asuna. “Apakah kamu tidak capek, kursus ballet sepulang sekolah?”
“Tidak,” jawab Asuna, “aku memilih
hari Selasa dan Kamis karena aku ingin selalu menari di pertunjukan dongeng
balet dan lomba balet.”
“Kenapa tidak ambil hari Sabtu saja?”
tanya Nagisa.
“Kalau hari Sabtu saja tidak cukup,
dan tidak ada latihan untuk lomba dan pertunjukan di hari Sabtu.”
Aku dan teman-teman mengangguk. Lalu
Asuna melanjutkan pembicaraan.
“Di sebelah kamarku, ada ruangan
kosong dimana aku bisa menari balet kapan saja,” kata Asuna.
Lalu Nagisa bertanya, “apakah kamu
bisa menunjukan gerakkan-gerakkan balletmu?”
“Hai
(iya),” jawab Asuna. Lalu kami memasuki ruangan tersebut setelah Asuna memakai
baju balletnya yang berwarna violet. Lalu dia menunjukkan tarian yang dia
pernah tampilkan. Aku dan teman-teman tertarik sekali dengan tariannya.
“Wow, tarianmu bagus sekali,
Asuna-san,” kata Nagisa, “aku juga suka menari, tapi aku suka Modern Dance.”
Lalu Asuna bilang, “kalau begitu, aku
ingin kamu menunjukkan Modern Dancemu.”
Nagisa mengangguk, lalu dia
menampilkan Modern Dance yang dia
pernah tampilkan.
“Bagus sekali Modern Dancemu, Nagisa,” kata Asuna.
“Hehehe, sepertinya kalian berdua
cocok menjadi sahabat karena kalian memiliki hobi yang sama. Yaitu menari!”
goda Mitsuo.
“Mitsuo!” kata Nagisa dengan cemberut.
Kami semua tertawa.
Setelah itu, Nagisa bertanya kepada
Asuna. “Oh, iya. Asuna, kenapa kamu pindah ke Sekolah Itsumura?”
Hening seketika. Wajah Asuna berubah
menjadi sedih.
Nagisa kaget. “Eh, g, gomenasai (maaf), aku salah bicara, ya?”
tanya Nagisa.
Asuna menjawab, “ceritanya panjang.”
Aku pun menepuk pundak Asuna. “Tidak
apa-apa. Ceritakan saja kepada kami.”
Asunapun duduk sebelahku dan
teman-teman lalu mulai bercerita. Dulu, sebelum Asuna pindah ke Sekolah
Itsumura, Asuna dan ketiga adiknya belajar di Sekolah Tatsunagi. Sebelumnya
mereka suka sekolah di situ, tapi ketika sedang belajar, orang-orang berbaju
hitam datang menghampiri. Mereka ingin kepala sekolah dan guru-guru membayar
utang kepada mereka. Kalau sudah 3 bulan mereka tidak membayar utang,
sekolahnya akan dihancurkan dan pria bisnis yang menyuruh orang-orang berbaju
hitam itu datang ke sekolah akan membangun sebuah kantor. Asuna dan
adik-adiknya memutuskan untuk ikut membantu guru-guru mereka. Utangnya sudah
terbayar, tapi pria bisnis dan rekan-rekannya malah menipu seluruh pihak
sekolah. Mereka menyuruh semuanya pergi dari sekolah untuk membuat kantor
tersebut. Asuna ingin guru-guru memanggil polisi, tapi salah satu gurunya
bilang jangan. Beliau berkata kepada Asuna dan teman-temannya untuk pergi,
belajar di sekolah yang lebih baik, dan terus mengejar cita-cita. Adik-adik
Asuna juga diberi kata-kata itu oleh guru mereka. Akhirnya, Asuna dan
adik-adiknya harus mencari sekolah lain.
Mendengar cerita itu, aku dan
teman-teman turut sedih. Lalu aku bertanya, “jadi bagaimana caramu mencari
sekolah baru?”
“Aku mencari di internet,” jawab
Asuna, “lalu kami pergi ke sekolah itu. Sudah 3 sekolah dikunjungi, tidak ada
sekolah yang aku dan adik-adikku suka. Tapi ketika kami melihat iklan Sekolah
Itsumura, kami jadi tertarik untuk belajar di sekolah itu. Ibu dan Ayah juga
setuju dengan keputusan kami.”
Aku dan teman-teman pun kaget. “Yang
benar?” Kami tidak tahu iklan tentang Sekolah kami ternyata membuat Asuna
tertarik untuk belajar di Sekolah Itsumura.
Asuna tertawa. “Iya. Lagi pula
sekolahnya bagus sekali.”
“Terima kasih,” kata Reiko.
Asuna lalu bilang, “sekarang kita
kembali ke kamarku, yuk!”
Aku dan teman-teman mengangguk. Lalu kami
bermain di kamar Asuna sampai waktu makan siang sebelum kami pulang.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar