Selamat Jalan, Opaku Tercinta
29 September 2016, duka itu datang lagi....
Menyelimuti keluargaku
Rasanya sedih dan berat ketika kita
harus kehilangan seseorang, terutama orang yang sayang kepadamu. Aku sudah
kehilangan Opa Singki (Om dari Mama dan adik Oma), Oma Uyut (Nenek buyutku),
Opa Yusuf (Papa dari Papaku), dan Oma. Sekarang tahun ini, aku kehilangan Opa.
Itu sangat menyedihkan bagiku, karena Opa sudah tinggal bersamaku dan keluargaku
selama dua tahun. Sekarang beliau telah kembali kepada Allah SWT. Beliau
meninggal di minggu UTS (Ujian Tengah Semester)ku dan adikku.
Opaku
adalah Papa dari Mama. Beliau selalu mengajariku hal-hal di agama Islam,
mengajakku baca hal yang penting untukku, dan menceritakan cerita lucu yang beliau
alami dulu. Opaku juga suka menulis, tapi aku tidak tahu Opaku suka menulis.
Cerita
lucu yang Opaku pernah cerita adalah waktu beliau dan temannya sedang dalam
perjalanan dari Jepang ke Amerika naik perahu. Ketika temannya sedang ke
toilet, tidak ada air, jadi dia memutuskan untuk memakai COCA COLA!
Hahaha...lucu
kan? Aku sayang sekali kepada Opa, karena Opa sangat baik, dan beliau pernah
membantuku ketika aku punya masalah. Beliau juga menjadi imam ketika kami
shalat.
Satu
hari, aku mendengar dari Mama kalau Opa akan memiliki usaha peternakan Ayam di
Garut. Itu sangat bagus menurutku, tapi di waktu yang sama, aku khawatir.
Apakah Opa bisa menjalankan usahanya dengan baik? Umurnya sudah tujuh puluhan.
Beliau sudah tua sekali. Tapi Mama bilang Opa akan didampingi Papa Agus - Omku yang merupakan adik Mamaku satu-satunya.
Untuk
menjalani usaha peternakan ayam, Opa harus pindah ke Cimahi tempat
sepupu-sepupuku tinggal. Jadi kami membantunya membereskan rumahnya yang berada
di Curug. Setelah itu, beliau pindah ke Cimahi bersama Papa Agus.
Di
minggu sebelum minggu UTS, Opa dan Papa Agus mengunjungi kami di Kebon Baru.
Aku senang Opa datang kembali untuk mengunjungi kami. Tapi mereka tidak bisa
tinggal lebih lama, karena mereka harus kembali ke Cimahi.
Di
hari kedua UTS, aku dan adikku mendapat berita buruk dari Papa, bahwa Opa masuk
ruang ICU. Beliau terkena serangan jantung dan infeksi paru-paru. Jadi Mama
pergi ke Cimahi dengan mobilnya sendiri untuk menjenguk Opa. Aku dan adikku shock sekali. Kami berharap Opa
baik-baik saja, tapi di hari Kamis tanggal 29 September 2016 jam tiga, Opa
sudah tidak ada. Aku dan adikku sangat sedih.
Opa langsung dimandikan di rumah sakit, lalu dibawa dari Cimahi ke Kebon Baru. Semua
orang datang ke rumah, kebanyakan mereka adalah sepupu, tante, dan omku, serta
kerabat-kerabat opa.
Sebelum
Opa dimakamkan, aku membuat sebuah puisi Bahasa Inggris dengan bantuan Tante Ida Tokan, temannya Mama.
My Opa is an amazing person
He’s very funny and talented
He taught me prayers
And he taught me lessons of Islam
I love his smile
I love his laugh
And I love his funny story
I love Opa so much
I don’t want him to go
But it’s all Allah’s will
I have the best Opa ever
And I will miss him everyday
Goodbye Opa...
You will always be in my heart
And I will always make you proud
Puisiku
lalu diletakkan Papa di dekat Opa, agar semua orang bisa membacanya.
Keesokan
harinya, Opa dimakamkan di TPU Pondok Kelapa tempat Omaku dimakamkan di tahun
2013. Rencananya Opa akan dimakamkan di sebelah Oma, tapi karena sudah ada
makam lain di sebelah makam Oma, Opa dimakamkan di atas makam Oma, jadi satu
makam dua orang.
Kehilangan
orang-orang yang kusayangi sangatlah berat, tapi itu mendorongku untuk menjadi
orang yang lebih baik. Aku juga harus melanjutkan prestasiku untuk membuat
mereka bangga padaku, terutama Opaku yang suka menulis.
Selamat
jalan, Opaku tercinta....
Opaku-Opa Aziz
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar