Acara Peluncuran Rumah Im Star
Hari
Minggu tanggal 11 Desember 2016, aku diminta untuk jualan buku-buku karanganku
di acara peluncuran rumah Im Star. Selain itu, aku juga memberikan kue mangkuk
yang aku buat sendiri untuk para pembeli setelah mereka membeli buku. Kalau
mereka membeli satu buku, mereka mendapat satu kue mangkuk, dan kalau mereka
membeli dua buku, mereka mendapat dua kue mangkuk. Aku dibantu jualan oleh
pembantu rumahku, Mbak Tarmi. Mamaku juga datang, tapi beliau hanya mengikuti
seminar.
Rumah
Im Star adalah rumah bekerja, beraktivitas dan bersosialisasi bagi WNBK (Warga Negara
Berkebutuhan Khusus). Rumah ini didirikan oleh band empat anggota autis dengan
nama yang sama. Ada seminar, penampilan dari band-band autis (termasuk Im
Star), dan acara ini juga mengundang bintang tamu spesial. Yaitu D’Masiv.
Teman-temanku
yang autis, Dita, Ruben, dan Thomas juga datang untuk jualan atau pameran. Dita
jualan souvernir gambar-gambarnya, Thomas jualan dan membuka pameran origami,
dan Ruben membuka pameran lukisannya. Selain itu, masih banyak warga
berkebutuhan khusus lain yang membuka kios karya-karya mereka. Ada yang jualan
souvernir gambar seperti Dita, kalung, tempat tisu, dan ada juga empat lelaki
yang membuka kios roti lapis (Bahasa Inggris: Sandwich). Mereka juga sudah membuka restoran roti lapis mereka sendiri. Para WNBK ini kreatif
sekali.
Selain
jualan, aku juga diminta tampil di auditorium tempat seminar diadakan, karena
aku dianggap sebagai ‘warga negara berkebutuhan khusus yang sudah bisa mempunyai
penghasilan’. Tapi aku tampil bersama Dita dan Ruben. Lalu selain kami bertiga, masih ada beberapa WNBK yang tampil. Yaitu Thomas, Fitri (WNBK yang jago menggambar di komputer,
bisa membuat mug, tas, dan kaos), para pembuat roti lapis, dan pemilik rumah Im Star sendiri, band Im
Star. Kami tampil, tapi kami tidak bicara. Kami hanya menunjukkan karya-karya
kami dengan slide show di belakang kita dan pembawa acaranya menjelaskan
prestasi kami.
Setelah
tampil, semua orang datang menghampiri kios bukuku. Ada yang membeli buku
pertama, buku kedua, dan kedua bukunya. Mereka kagum kalau aku bisa menulis
buku dan memasak kue mangkuk. Buku-bukuku telah laku dua puluh dan kue
mangkuknya habis semua.
Setelah
penjualan, aku, Mama, dan teman-teman pergi ke auditorium lagi untuk melihat talk show sekaligus penampilan dari D’Masiv.
Banyak sekali lagu yang mereka mainkan, terutama dua lagu yang aku tahu, yaitu Esok Kan Bahagia dan Jangan Menyerah. Aku suka kedua lagu
itu.
Mengikuti
acara ini adalah pengalaman yang tak terlupakan, karena aku bisa menunjukkan
kalau warga negara berkebutuhan khusus bisa berkarya. Lalu
alhamdullillah, semua bukunya laku banyak. Aku tidak sabar untuk mengikuti
acara mengenai autis lagi.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar