Profil: Kak Saneri
Aku dan Kak Saneri Di Pesta Plan
Tanggal 16-19 Mei, aku mengikuti Indonesian Youth Camp For Change yang
dibuat Plan International Indonesia.
Aku diminta salah satu kakak di organisasi ini sekaligus mahasiswa lamanya
Mamaku yang bernama Kak Saneri atau Kak Shere untuk mendaftar ke Youth Camp ini, karena dia merasa aku
punya potensial.
Di Youth Camp
Kak Saneri bekerja sebagai Child
and Youth Participation Specialist di Plan
International Indonesia. Tugasnya adalah bertanggung jawab untuk program
partisipasi anak dan anak muda dan memastikan proyek-proyek Plan International Indonesia lainnya
dilakukan dengan pendekatan yang partisipatif dan melibatkan anak dan anak muda
sebagai partner, tidak hanya sebagai penerima
manfaat. Kak Saneri bekerja di Plan sejak Maret 2014.
Kak
Saneri dibesarkan di sebuah organisasi sosial lokal dimana dia mendapat
pengasuhan dan pendidikan yang layak hingga dia dewasa. Organisasi tersebut
tidak hanya menolongnya, tetapi anak-anak miskin lainnya yang membutuhkan.
Latar belakang menyadarkan Kak Saneri bahwa kerja sosial berdampak begitu nyata
bagi kehidupan seseorang. Anak-anak dan keluarga miskin membutuhkan bantuan
dari organisasi-organisasi sosial semacam ini untuk bisa memastikan anak-anak
berkembang dengan baik mencapai potensinya, tidak peduli apapun latar
belakangnya. Plan International
Indonesia pada dasarnya adalah organisasi kemanusiaan untuk anak yang cukup
besar, untuk itu Kak Saneri tertarik bekerja di organisasi ini agar dia dapat
terlibat memberikan manfaat bagi lebih banyak anak-anak miskin di Indonesia
bahkan di negara-negara lainnya.
Plan International adalah organisasi hak
anak dan kemanusiaan independen yang berkomiten agar anak hidup terbebas dari
kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan. Selama lebih dari 75 tahun, dalam
kemitraan yang kuat Plan membantu
anak dan kaum muda memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri
untuk meraih hak mereka demi kehidupan yang utuh di masa kini dan masa depan.
Secara khusus Plan menitikberatkan
pada anak perempuan dan perempuan, yang paling terpinggirkan. Di Indonesia, Plan International memulai kerjanya pada
1969 berdasarkan nota kesepahaman dengan Pemerintah Indonesia. Saat ini Plan bekerja di 4 provinsi: DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur, dan mensponsori lebih dari 40.000 anak.
Di
Indonesia, terdapat kurang lebih 65 juta anak muda dengan berbagai potensi dan
persoalannya. Bagi Kak Saneri, persoalan yang serius adalah tentang rendahnya
kesempatan bagi anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang terkait dengan hidupnya. Di tingkat keluarga misalnya, banyak anak muda
yang tidak dapat menentukan kapan dan dengan siapa dia menikah, sehingga
seringkali dipaksa/terpaksa menikah karena orang tua, budaya dan sebagainya.
Konsekuensinya kasus pernikahan usia anak meningkat terus menerus. Di tingkat
komunitas, forum anak/kepemudaan biasanya didominasi oleh anak-anak sekolah di
perkotaan sehingga anak-anak jalanan, anak dari daerah terpencil, juga anak
difabel tidak dapat turut serta bergabung dalam forum-forum tersebut. Padahal
sebuah penelitian menyatakan anak yang aktif berpartisipasi lebih mampu
melindungi diri sendiri, serta pelibatan anak dan anak muda bagi masyarakat
terutama pemerintah akan membuat keputusan-keputusan yang berdampak pada anak
akan lebih relevan untuk kepentingan terbaik bagi anak.
Persoalan
serius lainnya adalah anak muda menjadi pengangguran, dimana mereka tidak lagi
sekolah, tidak juga di tempat pelatihan kerja, dan tidak bekerja. Di dunia ada
sekitar 600 juta anak muda dalam kondisi tersebut sehingga diperlukan program
pemberdayaan anak muda dari pemerintah ataupun organisasi-organisasi masyarakat
dan sosial sehingga mereka bisa kembali ke bangku pendidikan atau bekerja.
Saat
usia belasan tahun, Kak Saneri adalah remaja yang beruntung karena tinggal di
organisasi yang menyediakan begitu banyak kegiatan positif mulai dari membaca
bersama, bermain musik, teater, mengelola majalah remaja, mematung, menyablon,
membuat kartu ucapan dengan paper
quilling, mengajak menari anak-anak yang lebih kecil, dan lain sebagainya.
Seperti anak-anak usia remaja pada umumnya, Kak Saneri suka sekali mengikuti
banyak kegiatan karena dia ingin tahu. Semua kegiatan yang dia sebutkan diatas
pernah dia ikuti, sehingga persoalannya biasanya adalah tentang bagaimana
mengelola waktu sehingga bisa tetap berprestasi di sekolah tetapi juga bisa
ikut berbagai kegiatan menarik diluar sekolah untuk pengembangan bakat.
Yang
Kak Saneri lakukan adalah ketika dia di sekolah, dia berfokus pada belajar
akademik atau apa yang diwajibkan di sekolah. Sementara ketika diluar sekolah, Kak
Saneri fokus pada kegiatan pengembangan bakat yang disediakan di organisasi
dimana dia tinggal.
Banyak sekali suka duka bekerja di Plan International Indonesia. Sejak awal bekerja hingga hari ini, Kak
Saneri selalu bersyukur bahwa dia bisa bekerja sesuai dengan passionnya. Lebih dari itu, bidang partisipasi anak dan anak muda
sangat menarik dimana kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan agar
program-programnya sesuai dengan dinamika anak-anak muda saat ini, misalnya mengajak
anak muda bicara tentang isu-isu sensitif melalui video blog, tulisan di blog, youth camp, festival dan sebagainya.
Selain itu, sebagai lulusan perguruan tinggi bahasa asing dimana Kak
Saneri belajar lebih dalam tentang Bahasa Inggris, dia juga
mendapat pengalaman bertemu begitu banyak orang berbahasa Inggris dari berbagai negara yang berbeda-beda sehingga
menarik mendengar aksen yang berbeda-beda. Dia juga bisa tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam bekerja.
Dukanya,
mungkin bukan duka, hanya saja sesuatu
yang menantang adalah memahami anak muda saat ini dimana mereka sangat dinamis. Begitu
banyak pilihan di tengah waktu yang terbatas. Mengajak anak muda untuk melek
isu-isu sosial, mau terlibat dalam program-program pemberdayaan, mau berpartisipasi
untuk pembangunan tentu bukan hal mudah. Pada saat-saat tertentu, bisa sangat
memusingkan.
******